Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan melambat pada kuartal III-2021. Konsumsi swasta yang lemah serta investasi konstruksi dan fasilitas yang melandai mengimbangi ekspor yang kuat.
Selasa (26/10), Bank of Korea (BOK) merilis, produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan hanya tumbuh 0,3% yang disesuaikan secara musiman pada kuartal III-2021.
Pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga ini adalah yang paling lambat dalam lima kuartal dan mengikuti kenaikan 0,8% pada kuartal sebelumnya. Realisasi tersebut juga melesat dari hasil survei Reuters dengan pertumbuhan 0,6%.
Konsumsi swasta, yang menghasilkan hampir setengah dari PDB Korea Selatan, mengalami kontraksi 0,3% pada kuartal yang berakhir bulan September, setelah naik 3,6% pada kuartal II-2021.
Sementara itu, investasi pada konstruksi dan fasilitas juga terlihat turun, masing-masing 3,0% dan 2,3% pada periode Juli-September 2021.
Baca Juga: Korea Selatan mencapai target 70% vaksinasi COVID-19
Sementara itu, ekspor Korea Selatan berhasil tumbuh 1,5%, pulih dari kontraksi 2,0% yang terjadi pada kuartal II-2021. Kenaikan ekspor terjadi karena kuatnya penjualan semikonduktor dan produk minyak bumi di kuartal ketiga lalu.
"Langkah-langkah jarak sosial yang diperketat dan dampak dari gelombang panas serta kenaikan harga bahan baku yang berlanjut selama kuartal ketiga tampaknya telah membatasi pemulihan permintaan domestik, tetapi ekspor terlihat menopang perekonomian," kata Menteri Keuangan Korea Selatan Hong Nam-ki.
Dengan hasil kuartalan ini, ekonomi Korea Selatan tumbuh 4,0% secara tahunan (yoy). Kenaikan ekonomi tersebut, sebagian karena basis yang rendah di tahun lalu. Sementara ekspor dan impor yang meningkat lebih lanjut karena pemulihan ekonomi global turut menopang ekonomi Negeri Ginseng itu.
Walau masih mencatatkan penguatan ekonomi sebesar 4%, namun itu melambat dari pertumbuhan 6,0% yang dicetak pada kuartal kedua lalu. Bahkan, realisasi ini juga meleset dari perkiraan pasar dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,2% yoy.
Para ekonom memprediksi, laju pertumbuhan ekonomi Korea Selatan berpotensi melambat pada kuartal terakhir karena gangguan rantai pasokan global dan tekanan inflasi menimbulkan risiko penurunan prospek.
Baca Juga: Adik perempuan Kim Jong Un kudeta kakaknya, ini kata Korea Selatan
"Prospek jangka pendek untuk ekspor dan sektor manufaktur kemungkinan akan diliputi oleh kekhawatiran berkelanjutan tentang hambatan pasokan global," kata ekonom Societe Generale Oh Suk-tae.
Tetapi ekonomi dapat pulih kembali karena pemerintah berniat untuk menghapus pembatasan Covid-19 pada awal 2022. Hal itu dianggap dapat menambah dorongan lebih lanjut untuk konsumsi domestik.
"Kami juga mengharapkan kenaikan ringan pada pertumbuhan kuartal keempat berkat pelonggaran pembatasan yang dilakukan berdasarkan kemajuan dalam vaksinasi," tambah Oh.
Hingga saat ini, lebih dari 70% dari 51,3 juta penduduk Korea Selatan telah divaksinasi lengkap.
Sementara itu, BOK memprediksi, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan sepanjang tahun 2021 sebesar 4%, setelah menyusut 0,9% di tahun lalu.