Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Adi Wikanto
Caracas. Cadangan valas dalam bentuk komoditas emas Venezuela turun ke posisi terendah setelah negara di Amerika Selatan ini menjual asetnya tersebut pada kuartal I 2016 senilai US$ 1,7 miliar.
Ekonomi negara yang memiliki cadangan minyak mentah terbesar dunia tersebut memang ikut terpuruk karena kejatuhan harga minyak. Apalagi, hampir 95% pendapatan ekspor Venezuela ditopang oleh penjualan minyak.
Data Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, perekonomian Venezuela tahun ini bakal menyusut sebanyak 8%. Pada tahun 2017, penyusutan pertumbuhan ekonomi Venezuela diperkirakan masih berlanjut yakni sebesar minus 4,5%.
Pada tahun 2017 juga, inflasi Venezuela diperkirakan mencapai 1.642%. Kondisi ini diprediksi terjadi karena pada saat yang sama pemerintahan Venezuela terus mencetak uang demi menutup defisit fiskal sebesar 20% dari pendapatan domestik bruto (PDB).
Penjualan emas sebagai aset terbesar keuangan Venezuela pun menjadi pilihan terakhir untuk membiayai belanja negara. Pada tahun lalu, sekitar sepertiga cadangan valas Venezuela berbentuk bentuk emas, telah dilego.
Seperti dilansir CNBC, Kamis (26/5), World Gold Council mencatat, Venezuela mulai menjual cadangan emasnya pada sekitar bulan Maret 2015. Sampai saat ini, Venezuela masih memiliki 367 ton emas dan masuk dalam 16 besar negara dengan kepemilikan logam mulia terbesar dunia. Cadangan emas Venezuela menyumbang porsi hingga 70% atau setara US$ 12,1 miliar dari total cadangan valas negara.
Saat ini, perusahaan migas BUMN Venezuela bernama Petroleos de Venezuela S.A. (PDVSA) dihadapkan pada utang dan bunga jatuh tempo senilai US$ 6 miliar.
Venezuela tampaknya juga tidak akan terus melepas kepemilikan emasnya.
Miguel Perez Abad, Menteri Industri dan Perdagangan Venezuela bilang, telah mendapat kesepakatan untuk penundaan pembayaran utang dari kreditur utamanya, yakni China. "Kami punya masalah arus kas. Tapi kami punya aset jangka pendek," kata Miguel seperti dikutip CNBC.
Kepemilikan emas yang cukup besar dimulai saat mendiang Presiden Hugo Cavez menyerukan Venezuela lepas dari ketergantungan terhadap dollar. Sebagai gantinya, pemimpin besar Venezuela itu meminta bank sentralnya mengganti cadangan valas dari dollar menjadi emas.