kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi negara-negara Asia mulai membaik, berikut indikatornya


Jumat, 26 Februari 2021 / 16:55 WIB
Ekonomi negara-negara Asia mulai membaik, berikut indikatornya


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kondisi ekonomi negara-negara di Asia tampaknya mulai pulih. Output industri Jepang naik untuk pertama kalinya dalam tiga bulan pada Januari 2021. Sementara China telah memprediksi ekonominya bakal tumbuh sekitar 8%-9% tahun ini karena terus mengalami pemulihan dari dampak pandemi Covid-19.

Output sektor industri Jepang meningkat berkat kenaikan permintaan global. Ini menjadi sentimen positif bagi pemulihan lebih lanjut ekonomi Negeri Sakura tersebut ke depan meskipun penjualan ritel masih mengalami penurunan karena langkah pengendalian penularan Covid-19.

Data yang dirilis pemerintah Jepang yang dikutip Reuters, Jumat (26/2), menyebutkan output pabrik negara ini naik 4,2% pada Januari. Peningkatan ini didorong oleh melonjaknya produksi suku cadang elektronik dan mesin serba guna, serta pertumbuhan yang lebih kecil dalam produksi mobil.

Taro Saito, peneliti eksekutif di NLI Research Institute memperkirakan produsen manufaktur Jepang akan terus meningkatkan produksinya dalam waktu dekat selama tidak ada kejutan besar. 

Peningkatan sektor manufaktur akan mengimbangi dampak  negatif dari keadaan darurat yang masih berlangsung, yang terutama mempengaruhi sektor jasa.  

Baca Juga: Bursa saham Jepang jatuh 4% menutup pekan ini

Namun, Taro Saito melihat pertumbuhan ekonomi Jepang kemungkinan masih akan negatif pada kuartal pertama tahun ini. 

Kenaikan output industri ini sebagian besar sejalan dengan perkiraan analis lewat jajak pendapat yang dilakukan Reuters.  

Produsen yang disurvei oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) memperkirakan output industri tumbuh 2,1% di bulan Februari dan kemudia akan turun 6,1% di bulan Maret.

Output pabrik turun pada November dan Desember karena rebound produksi mobil berakhir setelah permintaan global yang melorot, tetapi sejak itu permintaan yang kuat untuk peralatan pembuatan teknologi dan barang elektronik telah membantu membalikkan keadaan.

Namun, beberapa analis khawatir bahwa pemulihan ekonomi Jepang akan tetap tertatih-tatih oleh kondisi yang lebih lemah di dalam negeri dan karena langkah-langkah penguncian yang diambil di seluruh dunia untuk mengatasi krisis  Covid-19, terutama di Eropa.

Sementara data penjualan ritel yang dirilis bersamaan dengan data output industri tersebut turun 2,4% pada Januari dari periode yang sama tahun lalu dan turun 0,5% dari bulan Desember.  Itu juga sejalan dengan proyeksi ekonom sebelumnya. Sebagian besar disebabkan oleh kontraksi tajam dalam belanja barang dagangan umum dan pakaian jadi. 

Pemulihan ekonomi China dari dampak pandemi berjalan cukup cepat.Namun, Liu Shijin, Penasihat Kebijakan Bank Sentral China mengatakan, kecepatan pemulihan itu bukan berarti  China telah kembali ke periode pertumbuhan tinggi. Prediksi pertumbuhan cukup tinggi tahun ini karena dibandingkan dengan tahun lalu yang tumbuhnya hanya 2,3%.

Analis dari HSBC memperkirakan bahwa China akan tumbuh 8,5% tahun ini, memimpin pemulihan ekonomi global dari pandemi. China akan merilis laporan kerja pemerintah pada 5 Maret yang biasanya mencakup target pertumbuhan PDB untuk tahun tersebut.

Selanjutnya: Toyota kembangkan sistem sel bahan bakar untuk mengurangi jejak karbon




TERBARU

[X]
×