Reporter: Asnil Bambani Amri, BBC | Editor: Asnil Amri
BANGKOK. Ekonomi Thailand mengalami kontraksi tajam di kuartal terakhir 2011, setelah banjir terburuk mengganggu sentra produksi industri manufaktur di negara berjuluk Gajah Putih itu.
Pada kuartal IV 2011, produk domestik bruto (PDB) Thailand turun 9% dibandingkan dengan waktu yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ekonomi Thailand ini merupakan hasil riset dari National Economic and Social Development Board (NESDB) di Bangkok, Thailand (20/2).
Ekonomi Thailand di kuartal IV 2011 disebutkan kontraksi sebesar 10,7%, akibat banjir yang juga menewaskan lebih dari 700 orang tersebut.
"Kuartal keempat lebih buruk dari yang diperkirakan,” kata kata Pimonwan Mahujchariyawong dari Pusat Penelitian Kasikorn.
Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra mengatakan, negara itu akan menghabiskan 350 miliar baht (US$ 11 milyar; £ 7 milyar) untuk memperbaiki infrastruktur usai banjir.
Namun begitu, NESDB memperkirakan, ekonomi Thailand akan tumbuh 5,5% sampai 6,5% tahun ini. Bank of Thailand menurunkan suku bunga acuan kedua kalinya di Januari.
Pada kuartal IV 2011 itu, indeks manufaktur turun dan mengganggu ekspor Desember 2011. Honda, Toshiba dan Fujitsu bahkan memangkas proyeksi laba karena gangguan produksi.
Departemen Perdagangan Thailand mengatakan, pihaknya menargetkan peningkatan ekspor 15% pada tahun ini, lebih rendah dari kenaikan ekspor 2011 sebesar 17,2%.
Namun, analis mengatakan berkurangnya permintaan global akan membebani ekspor Thailand tahun ini.