Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Federal Reserve pernah mengatakan bahwa tekanan inflasi saat ini tidak akan bertahan lama. Namun, konsumen melihat hal tersebut secara kebalikan dengan memperkirakan inflasi masih akan terjadi setidaknya selama setahun ke depan.
Mengutip CNBC, survei ekspektasi konsumen bulan Juni menunjukkan, ekspektasi inflasi median selama 12 bulan ke depan melonjak menjadi 4,8% yang berarti naik 0,8 poin dari Mei. Hal tersebut merupakan angka tertinggi dalam sejarah sejak tahun 2013.
Sementara prospek untuk tiga tahun ke depan tetap tidak berubah yaitu di level 3,6% yang berarti masih jauh di atas level 2% yang dianggap Fed sehat untuk pertumbuhan ekonomi.
Meski demikian, pejabat bank sentral bersikeras bahwa lonjakan inflasi baru-baru ini tidak akan bertahan lama. Mereka memproyeksikan pada pertemuan bulan Juni bahwa pengukur pilihan mereka akan menunjukkan kenaikan 3% pada tahun 2021 tetapi kemudian surut menjadi 2,1% pada tahun-tahun berikutnya dan menetap di sekitar kisaran target setelahnya.
Baca Juga: Menanti data inflasi AS, harga Bitcoin jatuh lagi ke level US$ 32.000
Sebuah laporan Fed yang dirilis Jumat bahwa Ketua Jerome Powell akan hadir ke Kongres minggu ini menegaskan kembali posisi bank sentral bahwa tekanan inflasi saat ini adalah sementara dan sebagian besar merupakan hasil dari kemacetan rantai pasokan dan faktor-faktor lain yang kemungkinan akan mereda ketika ekonomi kembali ke posisinya.
Sementara itu, Indeks harga konsumen bulan Juni diperkirakan menunjukkan kenaikan 5% secara tahunan, menyamai level Mei, yang merupakan tertinggi sejak Agustus 2008. Menghapus harga makanan dan energi yang bergejolak, CPI diproyeksikan juga naik 4% dari yang sebelumnya 3,8% dan akan menjadi yang tertinggi sejak Januari 1992.
Konsumen yang disurvei oleh The New York Fed memperkirakan percepatan harga rumah akan berlanjut pada kecepatan tahunan 6,2%, sama seperti di bulan Mei, meskipun ada kisaran ketidakpastian di sekitar proyeksi itu.
Pekerja juga melihat pendapatan naik 2,6% dalam basis 12 bulan, tertinggi sejak pandemi dimulai pada Maret 2020. Ekspektasi bahwa tingkat pengangguran akan lebih tinggi dalam setahun turun menjadi 30,7%.