Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk, CEO SpaceX, baru-baru ini mengungkapkan rencana ambisius perusahaan untuk meluncurkan sekitar lima misi Starship tanpa awak ke Mars dalam dua tahun mendatang.
Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, Musk menyatakan bahwa peluncuran ini direncanakan bertepatan dengan pembukaan jendela transfer Bumi-Mars berikutnya dalam dua tahun.
Jendela transfer Bumi-Mars terjadi setiap dua tahun sekali, ketika kedua planet berada dalam posisi yang paling menguntungkan untuk peluncuran misi antariksa.
Peluncuran pertama Starship tanpa awak menuju Mars akan dilaksanakan saat jendela ini terbuka, dengan tujuan utama untuk memastikan kesiapan Starship dalam mengantarkan misi-misi berawak di masa depan.
Baca Juga: United Airlines Kerja Sama dengan Starlink Sediakan Wi-Fi Gratis di Dalam Pesawat
Misi Berawak Tergantung Keberhasilan Misi Tanpa Awak
Elon Musk menekankan bahwa keberhasilan misi Starship tanpa awak ini akan menjadi penentu jadwal peluncuran misi berawak ke Mars. Jika misi-misi ini berhasil mendarat dengan aman di Mars, SpaceX berencana untuk meluncurkan misi berawak dalam waktu empat tahun.
Namun, jika terdapat tantangan atau kegagalan dalam misi tanpa awak, peluncuran misi berawak akan ditunda hingga dua tahun lagi.
Sebelumnya, Musk memperkirakan bahwa pendaratan Starship pertama di Mars akan terjadi dalam lima tahun, sementara misi pertama yang membawa manusia ke Mars diperkirakan akan berlangsung dalam tujuh tahun.
Ini menunjukkan bahwa, meskipun ada perubahan dalam jadwal, SpaceX terus mempercepat pengembangan teknologi yang diperlukan untuk mencapai target ambisius ini.
Terobosan dalam Uji Coba Starship
Pada bulan Juni, SpaceX mencapai terobosan besar ketika salah satu roket Starship berhasil kembali ke Bumi setelah perjalanan hipersonik dari luar angkasa dan mendarat dengan selamat di Samudra Hindia.
Baca Juga: Miliarder Penjelajah Ruang Angkasa Beserta Krunya Kembali ke Bumi
Ini merupakan uji coba penuh keempat yang sukses dilakukan, menandai kemajuan signifikan dalam pengembangan Starship sebagai pesawat luar angkasa generasi berikutnya yang dirancang untuk mengangkut manusia dan kargo ke bulan dan Mars.
Elon Musk menjadikan Starship sebagai inti dari visinya untuk menciptakan pesawat luar angkasa multiperan yang mampu mengangkut manusia dan kargo dalam jumlah besar.
Target jangka panjang SpaceX adalah menjadikan Starship sebagai kendaraan utama untuk misi ke bulan, Mars, dan bahkan lebih jauh ke luar angkasa. Musk berharap bahwa pesawat ini akan mampu membawa manusia ke bulan dalam beberapa tahun mendatang sebagai bagian dari misi Artemis 3 NASA.
Penundaan Misi NASA dan Pembatalan Misi Privat
Namun, pengembangan Starship tidak lepas dari tantangan. NASA, yang telah memilih SpaceX untuk misi berawak ke bulan melalui program Artemis, menunda peluncuran misi Artemis 3 hingga September 2026, dari rencana semula pada akhir 2025. Penundaan ini disebabkan oleh perkembangan Starship yang masih memerlukan penyempurnaan.
Baca Juga: Penerbangan Luar Angkasa Komersial Pertama Sukses Dilakukan
Selain itu, Yusaku Maezawa, miliarder asal Jepang yang sebelumnya memesan misi privat mengelilingi bulan menggunakan Starship, membatalkan misinya pada bulan Juni karena ketidakpastian jadwal dalam pengembangan roket tersebut.