Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. SpaceX berhasil mencatat sejarah dengan berhasil melakukan spacewalk komersial pertama dalam misi Polaris Dawn, yang melibatkan empat awak sipil.
Misi ini tidak hanya bertujuan untuk mengeksplorasi kondisi luar angkasa, tetapi juga untuk menguji teknologi baru yang diharapkan dapat mempercepat perjalanan manusia ke Mars.
Spacewalk Bersejarah yang Sukses
Spacewalk komersial pertama ini sempat tertunda selama dua setengah jam dan akhirnya dimulai pada pukul 10:50 GMT, ketika pintu kapsul dibuka. Sebelum melakukan spacewalk, tekanan di dalam kapsul diubah secara perlahan dalam proses yang disebut pre-breathing, yang mempersiapkan tubuh astronot untuk kondisi luar angkasa.
Baca Juga: Misi Bersejarah! SpaceX-Polaris Siap Lakukan Perjalanan Antariksa Pribadi Pertama
Setelah pintu kapsul terbuka, kapsul tersebut berada di orbit elips pada ketinggian 736 km di atas permukaan bumi dengan kecepatan lebih dari 25.000 km/jam.
Jared Isaacman, komandan misi yang juga seorang miliarder, menjadi orang pertama yang membuka pintu kapsul dan mengirimkan gambar planet Bumi dari luar angkasa. Gerakan tubuhnya untuk menguji mobilitas di luar angkasa telah dipelajari sebelumnya.
Isaacman digantikan oleh insinyur SpaceX Sarah Gillis, yang berusia 30 tahun. Gillis mengulangi gerakan serupa, memutar tubuhnya dari sisi ke sisi, dan melenturkan anggota badannya untuk menguji bagaimana spacesuit baru yang dirancang SpaceX berfungsi di bawah kondisi luar angkasa yang keras.
Keduanya diamankan dengan tali pengaman sepanjang 3,6 meter dan tidak sepenuhnya keluar dari kapsul.
Uji Coba Spacesuit dan Teknologi Baru
Tujuan utama dari spacewalk ini adalah menguji desain baru spacesuit Extravehicular Activity (EVA) yang dikembangkan SpaceX selama dua tahun terakhir.
Spacesuit ini dirancang untuk perlindungan terhadap vakum luar angkasa, tetapi tidak dilengkapi dengan Primary Life Support System (PLSS) seperti yang digunakan oleh astronot di International Space Station (ISS). Sebaliknya, mereka menerima oksigen melalui selang panjang yang terhubung ke kapsul.
Baca Juga: SpaceX Meluncurkan 4 Orang, Termasuk Seorang Miliarder dalam Penerbangan Luar Angkasa
Hasil dari pengujian spacesuit ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan desain kostum astronot agar sesuai dengan berbagai tipe tubuh dan usia dengan biaya yang lebih rendah, mengingat semakin berkembangnya sektor perjalanan luar angkasa komersial.
Misi Lain dalam Polaris Dawn
Selain spacewalk, kru juga melakukan berbagai eksperimen, termasuk uji komunikasi laser antar satelit antara kapsul dan konstelasi satelit Starlink milik SpaceX. Eksperimen ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas komunikasi dalam misi-misi luar angkasa di masa depan.
Kedua anggota kru lainnya, yaitu mantan komandan Angkatan Udara Amerika Serikat Scott “Kidd” Poteet dan insinyur medis SpaceX Anna Menon, tetap berada di dalam kapsul tetapi juga menjalani tugas mobilitas dan transmisi mereka sendiri.
Signifikansi Misi Polaris Dawn
Polaris Dawn merupakan tonggak sejarah yang penting dalam eksplorasi luar angkasa komersial. Misi ini mencapai ketinggian 1.400 kilometer, melampaui rekor yang dicapai oleh misi NASA Gemini 11 pada tahun 1966.
Baca Juga: Elon Musk Bela CEO Telegram Pavel Durov Pasca Penangkapan di Prancis
Ini juga merupakan perjalanan terjauh manusia sejak misi Apollo 17 pada tahun 1972, sekaligus menjadikan Sarah Gillis sebagai wanita yang melakukan perjalanan terjauh ke luar angkasa.
Misi lima hari ini dilakukan di dalam sabuk radiasi Van Allen Bumi, yang dimulai dari ketinggian 1.000 km di atas permukaan bumi. Roket Falcon 9 yang meluncurkan kapsul berhasil kembali ke bumi dan mendarat di atas platform laut SpaceX bernama Just Read The Instructions.