Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Usai menguasai Twitter Inc, Elon Musk kembali melakukan gebrakan baru. Kali ini, CEO Tesla tersebut mengungkapkan rencananya memberikan amnesti kepada sejumlah akun yang ditangguhkan oleh platform media sosial itu.
Kamis (24/11), Musk menyebut, rencana amnesti ini mulai dilakukan pada pekan depan. Hal tersebut dijalankan setelah Musk melakukan jajak pendapat di twitter terkait apa yang akan dia lakukan terhadap akun pengguna Twitter yang ditangguhkan namun tidak melanggar hukum atau terlibat dalam spam yang mengerikan.
Dalam jajak pendapat yang diposting Musk di Twitter pada hari Rabu (23/11) memberikan hasil, 72,4% dari lebih dari 3,16 juta pengguna yang mengambil bagian, memilih untuk membawa kembali akun yang telah ditangguhkan oleh Twitter.
"Orang-orang telah berbicara," Musk, yang mengakuisisi Twitter bulan lalu, mentweet pada hari Kamis. "Amnesti dimulai minggu depan."
The people have spoken.
Amnesty begins next week.
Vox Populi, Vox Dei. — Elon Musk (@elonmusk) November 24, 2022
Pekan lalu, Musk, orang terkaya di dunia, mengaktifkan kembali beberapa akun yang sebelumnya ditangguhkan, termasuk mantan Presiden AS Donald Trump, situs web satir Babylon Bee, dan komedian Kathy Griffin.
Dia memberikan tweet pada bulan Oktober bahwa Twitter akan membentuk dewan moderasi konten "dengan sudut pandang yang sangat beragam."
Musk mengatakan tidak ada keputusan konten besar atau pemulihan akun yang akan terjadi sebelum dewan bersidang.
Perubahan dan kekacauan telah menandai beberapa minggu pertama saat Musk menjadi pemilik Twitter. Dia telah memecat jajaran penting di Twitter, termasuk mantan Kepala Eksekutif Parag Agarwal, dan diumumkan bahwa pejabat senior yang bertanggung jawab atas keamanan dan privasi juga dipecat.
Baca Juga: Sedihnya, Kekayaan Elon Musk Lenyap Rp 134,6 Triliun dalam 24 Jam!
Hal tersebut membuat gelombang pengunduran diri massal di Twitter dan menarik perhatian Komisi Perdagangan Federal AS, yang mandatnya mencakup melindungi konsumen dan yang mengatakan sedang mengawasi Twitter dengan "keprihatinan yang mendalam."
Kamis pagi, Musk mentweet bahwa pengguna Twitter mungkin melihat peningkatan kecil, terkadang besar dalam kecepatan platform, yang akan signifikan di negara-negara yang jauh dari Amerika Serikat.