Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Pembeli Eropa tidak mungkin kembali ke sektor energi Rusia jika sanksi dicabut. Pasalnya, blok tersebut telah mendiversifikasi bauran energinya dengan energi terbarukan dan pemasok gas alternatif.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh menteri-menteri dan eksekutif Uni Eropa pada sebuah konferensi di Houston.
Reuters melaporkan, menurut pernyataan bersama AS-Ukraina pada hari Selasa, Ukraina telah setuju untuk menerima proposal AS terkait gencatan senjata 30 hari segera dan untuk mengambil langkah-langkah menuju pemulihan perdamaian abadi setelah invasi Rusia.
Pemerintah AS tengah mempelajari berbagai cara untuk meringankan sanksi terhadap sektor energi Rusia sebagai bagian dari rencana besar agar Washington dapat segera memberikan bantuan jika Moskow setuju untuk mengakhiri perang Ukraina, Reuters melaporkan minggu lalu.
"Apakah kita benar-benar ingin bergantung pada energi dari agresor seperti Rusia? Jelas tidak," kata Komisaris Energi Uni Eropa (UE) Dan Jorgensen dalam diskusi panel di konferensi tersebut pada hari Senin.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Imbas Kekhawatiran Pasokan dari AS dan Rusia
Jorgensen menambahkan, saat ini, blok tersebut menerima 13% gas alamnya dari Rusia, turun dari 45% pada Februari 2022, karena penyebaran energi terbarukan yang cepat.
Komisi Eropa mengajukan Rencana Aksi bulan lalu yang akan mempercepat perizinan untuk proyek energi terbarukan, mengubah cara penetapan tarif energi, dan meningkatkan bantuan negara untuk industri bersih dan pembangkit listrik yang lebih fleksibel.
"Kami ingin mandiri dari bahan bakar fosil, terutama dari negara-negara seperti Rusia, demi keamanan kami," kata Jorgensen tentang rencana tersebut.
Menurut lembaga pemikir energi Ember, pembangkit listrik tenaga surya menyumbang 11% dari bauran listrik Uni Eropa pada tahun 2024, naik dari 9,3% pada tahun 2023, menyalip batu bara.
Pembangkit listrik tenaga batu bara turun menjadi kurang dari 10% untuk pertama kalinya sejak Ember mulai mengumpulkan angka-angka tersebut pada tahun 2011, menurut data yang dirilis pada bulan Januari.
Produksi listrik tenaga gas turun menjadi 15,7% dari 16,9% pada tahun 2023, menurut Ember.
Baca Juga: Produksi Minyak Rusia Turun 2,8% dan Gas Naik 7,6% pada 2024
"Kata ajaib saya dalam keamanan energi adalah diversifikasi," kata Fatih Birol, direktur eksekutif Badan Energi Internasional yang berpusat di Paris, pada panel CERAWeek bersama Jorgensen.