kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.265   -85,00   -0,53%
  • IDX 7.073   -92,58   -1,29%
  • KOMPAS100 1.039   -16,65   -1,58%
  • LQ45 818   -13,93   -1,67%
  • ISSI 212   -2,57   -1,20%
  • IDX30 421   -5,97   -1,40%
  • IDXHIDIV20 506   -5,92   -1,16%
  • IDX80 118   -2,08   -1,73%
  • IDXV30 121   -1,72   -1,40%
  • IDXQ30 139   -1,80   -1,29%

Produksi Minyak Rusia Turun 2,8% dan Gas Naik 7,6% pada 2024


Kamis, 30 Januari 2025 / 19:15 WIB
Produksi Minyak Rusia Turun 2,8% dan Gas Naik 7,6% pada 2024
ILUSTRASI. Pemandangan yang menunjukkan dongkrak pompa minyak di luar Almetyevsk di Republik Tatarstan, Rusia, 4 Juni 2023.. REUTERS/Alexander Manzyuk


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Produksi minyak dan kondensat gas Rusia mencapai 516 juta ton atau 10,32 juta barel per hari (bph) pada 2024, turun 2,8% dibandingkan 2023.

Sebagaimana disampaikan Wakil Perdana Menteri Alexander Novak dalam majalah internal Kementerian Energi pada Kamis (30/1).

Rusia telah menahan produksi minyaknya sebagai bagian dari kesepakatan dengan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya (OPEC+).

Industri minyak Rusia juga menghadapi sanksi Barat, termasuk embargo terhadap ekspor minyak via laut serta batas harga US$60 per barel, akibat konflik Moskow di Ukraina.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Bergerak Tipis Usai Anjlok 1% di Sesi Sebelumnya

Namun, Novak melaporkan bahwa produksi gas alam Rusia naik 7,6% menjadi 685 miliar meter kubik (bcm) tahun lalu, sementara ekspor gas alam cair (LNG) meningkat 4% menjadi 47,2 bcm.

Sejauh ini, Rusia telah membuktikan bahwa prediksi penurunan tajam pasokan minyaknya meleset.

Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris pada Maret 2022 memperkirakan pasar akan kehilangan 3 juta bph minyak mentah Rusia, namun hal itu tidak terjadi.

Sebagai respons terhadap sanksi Barat, Rusia berhasil mengalihkan seluruh ekspor minyak mentahnya ke negara-negara yang disebutnya sebagai "ramah", seperti China dan India.

Baca Juga: Rusia Belajar dari Tiongkok: China Bangun Angkatan Laut untuk Saingi AS di 2049

Kesepakatan OPEC+ Menguntungkan Rusia

Novak memuji kesepakatan OPEC+, dengan menyebutnya menguntungkan bagi Rusia.

"Kesepakatan ini berdampak positif pada pendapatan negara kita. Berkat kenaikan harga minyak Rusia, pendapatan dari minyak dan gas dalam anggaran federal pada 2024 mencapai sekitar 30%," ujarnya.

Menurut Kementerian Keuangan Rusia, pendapatan minyak dan gas melonjak 26% tahun lalu menjadi US$108 miliar, setelah mengalami penurunan 24% pada 2023 akibat harga minyak yang lebih rendah dan ekspor gas yang melemah.

Novak juga mengatakan bahwa ekspor minyak Rusia mencapai 240 juta ton tahun lalu, meningkat dari 238,3 juta ton pada 2023, dan sesuai dengan perkiraan pemerintah.

Selanjutnya: Kejar Target EBT 23% Bahlil Bakal Bangun Jaringan Transmisi Senilai Rp 480 Triliun

Menarik Dibaca: KAI Ubah Sarana Sejumlah KA Mulai Besok, Ini Daftarnya



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×