kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Euro Dekati Level Terendah Dalam 20 Tahun, Ancaman Resesi Eropa Semakin Nyata


Kamis, 07 Juli 2022 / 12:53 WIB
Euro Dekati Level Terendah Dalam 20 Tahun, Ancaman Resesi Eropa Semakin Nyata
ILUSTRASI. Nilai tukar Euro terhadap Dolar AS.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - LONDON. Nilai euro terhadap dolar bergerak menuju level terendahnya dalam 20 tahun pada hari Kamis (7/7). Hal ini disebut merupakan dampak dari kesengsaraan Benua Biru di sektor energi.

Reuters melaporkan bahwa euro ada di level US$1,01845 pada hari Kamis. Pada hari Rabu (6/7), nilainya terhadap dolar ada di angka US$1,01615. Ini pertama kalinya euro ada di level tersebut sejak akhir 2002.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengatakan negara-negara harus bergerak lebih cepat dalam transisi menuju energi hijau. Scholz mengingatkan bahwa Rusia kini menggunakan energi sebagai senjata politik di tengah perang di Ukraina.

Baca Juga: PM Ukraina: Orang Kaya Rusia Harus Bayar Pembangunan Ukraina Pasca Perang

Sementara itu, pakar keuangan dari Westpac menyebut bahwa nilai dolar pun terancam melemah karena penyebab yang sama. Namun, masalah energi akan membuat pertumbuhan euro lebih sulit.

"Risiko resesi AS secara berkala akan melemahkan dolar, tetapi tekanan biaya energi Eropa merupakan ancaman yang lebih besar terhadap prospek pertumbuhan zona euro," tulis Westpac dalam laporannya.

Di AS, The Fed telah menaikkan suku bunga secara agresif. Pertemuan mereka pada Juni lalu mengungkapkan kekhawatiran bahwa inflasi yang memburuk akan menghapus kepercayaan pada kemampuan Fed untuk mengendalikannya.

Nilai tukar dolar-yen ikut melemah 0,07% menjadi 135,79 yen. Nilainya cukup stabil di level itu setelah bangkit dari level terburuk dalam 24 tahun di angka 137,00 pada akhir bulan lalu.

Baca Juga: IMF: Prospek Ekonomi Global Semakin Gelap Secara Signifikan

Dalam jajak pendapat Reuters, para analis memperkirakan nilainya akan tetap di atas 130 pada akhir tahun. Ada 7 dari 61 responden yang memperkirakan akan lebih lemah dari sekarang. Sementara 4 lainnya memprediksi lonjakan ke 140.

Di Inggris, poundsterling juga semakin mendekam di dekat level terendahnya dalam dua tahun. Kondisi ini terasa semakin mengkhawatirkan ketika Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, sedang berjuang untuk mempertahankan posisinya setelah ditinggal banyak pendukungnya di parlemen.

Poundsterling sedikit bergeser ke US$1,1924 pada hari Kamis, setelah mengalami penurunan ke level terendah sejak Maret di US$1,1877 hari sebelumnya.




TERBARU

[X]
×