Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Raksasa real estat China Evergrande Group telah memunculkan peringatan baru tentang risiko gagal bayar di tengah keterlambatan pembayaran perusahaan wealth management dan trust products ini. Kekhawatiran krisis ekonomi yang lebih luas meningkat jika perusahaan ini harus ambruk.
Seperti dikutip Asia Financial, perusahaan yang bermasalah ini telah berjuang untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk membayar utang ke pemberi pinjaman dan pemasok. Regulator dan pasar keuangan khawatir bahwa setiap krisis dapat berefek domino melalui sistem perbankan China dan berpotensi memicu kerusuhan sosial yang lebih luas.
Siapa Evergrande?
Didirikan pada tahun 1996 oleh Hui Ka Yan di selatan kota Guangzhou, Evergrande mempercepat pertumbuhannya dalam dekade terakhir untuk menjadi pengembang properti terbesar kedua di China dengan penjualan US$ 110 miliar tahun lalu.
Asetnya sebesar US$ 355 miliar sekarang. Pengembang ini memiliki lebih dari 1.300 proyek pembangunan di seluruh negeri China, banyak di banyak kota-kota di China.
Baca Juga: Ketakutan investor terhadap prospek gagal bayar Evergrande meningkat
Dengan pertumbuhan penjualan nasional yang melambat dalam beberapa tahun terakhir, Evergrande melakukan diverensiasi ke bisnis yang tidak terkait dengan real estat, seperti mobil listrik, sepak bola, asuransi, dan air minum kemasan.
Kekhawatiran Tumpukan Utang?
Investor menjadi khawatir setelah sebuah surat yang bocor pada bulan September lalu menunjukkan Evergrande telah memohon dukungan pemerintah untuk menyetujui rencana backdoor listing yang sekarang dibatalkan. Ini memunculkan peringatan bahwa perusahaan ini menghadapi krisis likuiditas.