kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Facebook ke bank sentral: Libra hanya jadi pelengkap, bukan pengganti mata uang


Selasa, 17 September 2019 / 18:37 WIB
Facebook ke bank sentral: Libra hanya jadi pelengkap, bukan pengganti mata uang
ILUSTRASI. Ilustrasi kripto Facebook Libra


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Facebook Inc terus membela mati-matian kehadiran mata uang digitalnya, Libra untuk melawan kekhawatiran bahwa cryptocurrency ini dapat menggantikan mata uang dollar AS dan Euro sehingga mengancam kontrol bank sentral atas alat tukar baru ini.

Direktur Eksekutif Libra David Marcus memposting serangkaian tweet atas pertemuan anggota asosiasi Libra dengan regulator yang diselenggarakan kelompok kerja pada pertemuan G-7 di Swiss. Menurutnya, Libra bukanlah mata uang digital yang setara dengan dollar AS maupun euro. Secara sederhana, kata dia, keberadaan Libra tidak akan menciptakan nilai baru.

Baca Juga: Fasilitas minyak diserang, Rusia tawarkan sistem persenjataan ke Arab Saudi

“Baru-baru ini ada banyak pembicaraan tentang bagaimana Libra dapat mengancam kedaulatan negara ketika menyangkut masalah keuangan,” postingan Twitter Marcus, dilansir dari Bloomberg, Selasa (17/9).

“Libra akan didukung oleh sekeranjang mata uang kuat. Ini berarti bahwa untuk setiap unit Libra yang ada, harus ada nilai yang setara dalam cadangannya, oleh karena itu tidak ada penciptaan uang baru, di mana mereka akan tetap menjadi negara berdaulat," katanya.

Diketahui, Libra yang diresmikan pada Juni 2019 lalu menghadapi tekanan kuat dari regulator seluruh dunia. Mereka takut bahwa mata uang digital baru ini akan disalahgunakan untuk penyelundupan, pengedar narkoba dan dana teroris.

Selain itu, perusahaan sosial media ini tidak dipercaya untuk menangani informasi keuangan yang sensitif, apalagi Facebook tersandung masalah penyalahgunaan data pengguna di masa lalu.

Baca Juga: Dua kutub berseberangan di tubuh The Fed jelang pengumuman bunga

Sejak lama, Facebook berniat menjadi salah satu dari banyak perusahaan yang mengelola mata uang baru. Persaingan mata uang merupakan titik mencuat isu ini sehingga membuat regulator lebih waspada.

Ekonom utama Facebook yang bekerja di Libra Christian Catalini mengatakan bahwa Libra adalah sering disalahpahami atau ditafsirkan dengan tidak benar. "Semua desain Libra benar-benar menjadi pelengkap mata uang, bukan pengganti," katanya.

Facebook tidak akan meluncurkan Libra sampai regulator tenang. Meski demikian, Facebook masih berharap mata uang baru ini bisa meluncurkan secara resmi pada tahun depan.

Dalam sebuah postingan blog Juli lalu, forum Harvard Law School membahas soal tata kelola perusahaan dan regulasi keuangan. Tiga profesor yang menulis makalah tersebut menyebut bahwa kehadiran Libra akan mengancam pemerintah.

"Setelah Libra menjadi mapan di beberapa negara, pemerintah nasional akan kehilangan kendali atas pasokan uang mereka dan kehilangan kebijakan moneter sebagai alat ekspansi atau kontraksi ekonomi," tulis postingan itu.

Baca Juga: China akhirnya mengutuk serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi

“Mereka juga akan kehilangan kapasitas, di saat kondisi ketidakpastian semakin parah, sehingga memaksakan kontrol terhadap modal dengan mencegah pelarian modal. Semua perubahan ini mungkin terbukti sangat mengganggu stabilitas seluruh sistem keuangan global.”

Catalini tidak setuju. Kehadiran Libra menurutnya adalah untuk membantu pembayaran yang menghabiskan banyak biaya atau beban, seperti transfer uang lintas negara. Ini akan kurang bermanfaat jika untuk perdagangan sehari-hari.

"Tidak mungkin Libra akan digunakan secara lokal karena mata uang lokal menjadi alat pembayaran properti yang lebih baik untuk perdagangan lokal,” pungkasnya.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×