Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
“Tidak mungkin untuk lebih akurat menentukan kejadian AE karena terbatasnya sampel peserta penelitian,” kata Gamaleya Research Institute, produsen vaksin.
Laporan menyebutkan, dari 38 orang dewasa sehat yang menjadi relawan untuk diuji, tercatat ada 144 efek samping yang berbeda yang muncul. Sebagian besar berlalu "tanpa konsekuensi", tetapi pada hari ke-42 penelitian, 31 dari efek samping masih berlangsung.
Efek samping
Hasil dari 27 kejadian buruk dikatakan masih belum diketahui oleh pihak produsen pengembang vaksin. Efek samping yang dicatat di antaranya adalah pembengkakan, nyeri, suhu tubuh tinggi menyebabkan hipertermia, dan gatal di tempat suntikan. Bentuk umum lainnya dilaporkan, meliputi kelemahan fisik atau kekurangan energi, malaise, demam, penurunan nafsu makan, sakit kepala, diare, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan pilek.
Baca Juga: 4 Peringatan terbaru WHO terkait Covid-19, sila disimak
Tes menunjukkan bahwa pada hari ke-42 setelah vaksinasi, sukarelawan memiliki antibodi di bawah tingkat rata-rata. Vaksin ini juga tidak diizinkan untuk mereka yang berusia di bawah 18 atau lebih dari 60 tahun, karena kurangnya penelitian sejauh ini tentang dampaknya. Tidak disarankan untuk wanita hamil dan menyusui karena "khasiat dan keamanannya belum dipelajari."
Interaksi vaksin dengan obat lain dan efeknya terhadap kemampuan mengemudi kendaraan juga belum dipelajari, apakah mengganggu atau tidak. Ini harus digunakan dengan "hati-hati" bagi mereka dengan berbagai kondisi termasuk penyakit kronis pada ginjal dan hati, diabetes, epilepsi, dan orang dengan riwayat stroke, penyakit pada sistem kardiovaskular, defisiensi imun, penyakit autoimun, reaksi alergi, atopi, dan eksim.
Baca Juga: Heboh soal vaksin Covid-19 pertama dari Rusia, begini reaksi dunia
Peringatan lain berbunyi,"Tidak ada penawar khusus untuk obat itu. Risiko overdosis sangat rendah karena vaksinasi akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih." "Tetapi jika terjadi overdosis yang tidak disengaja, reaksi toksik dan alergi mungkin terjadi."