Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Profesor Francois Balloux dari Institut Genetika Universitas College London, mengecam langkah Rusia tersebut. "Ini keputusan yang sembrono dan bodoh. Vaksinasi massal dengan vaksin yang diuji secara tidak tepat adalah tidak etis," katanya.
Dia memperingatkan, "Masalah apa pun dengan kampanye vaksinasi Rusia akan menjadi bencana baik melalui efek negatifnya pada kesehatan, tetapi juga karena itu akan semakin menghambat penerimaan vaksin di masyarakat."
Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn mengatakan hari ini bahwa vaksin Rusia belum cukup diuji. "Bisa berbahaya untuk mulai memvaksinasi jutaan orang, jika tidak miliaran orang, terlalu dini karena itu bisa mematikan penerimaan vaksinasi, jika terjadi kesalahan, jadi saya sangat skeptis tentang apa yang terjadi di Rusia," kata Spahn kepada radio Jerman.
Baca Juga: Rusia setujui vaksin virus corona pertama di dunia, tapi belum dapat lampu hijau WHO
"Saya akan senang, jika kami memiliki vaksin awal yang bagus, tetapi berdasarkan semua yang kami ketahui, dan itulah masalah mendasar, yaitu bahwa Rusia tidak memberi tahu kami banyak tentang vaksin yang belum cukup diuji ini," tambahnya.
Menurutnya, fokus penemuan vaksin bukan tentang menjadi yang pertama, melainkan tentang bagaimana memiliki vaksin yang efektif, teruji, dan aman digunakan.
Putin memiliki dua anak perempuan dewasa dan dia tidak merinci putrinya yang mana yang divaksinasi, tetapi Otkrytie Media melaporkan bahwa itu adalah Ekaterina, yang dikenal sebagai Katerina Tikhonova. Otkrytie Media mengklaim Ekaterina mendapatkan vaksinasi pada tahap paling awal perkembangan vaksin virus corona tersebut.
Baca Juga: Meksiko akan menguji coba vaksin virus corona yang dikembangkan China dan AS
Katerina, 33 tahun, menggunakan nama belakang nenek dari pihak ibu, yang selama bertahun-tahun menyembunyikan identitasnya sebagai putri Putin. Mantan penari akrobatik itu meraih gelar doktor dari Universitas Negeri Moskow yang bergengsi setelah menyelesaikan studi tentang membantu kosmonot dan pilot untuk menyesuaikan diri dalam kondisi sulit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keterujian Rendah, Vaksin Virus Corona Asal Rusia Miliki Beragam Efek Samping"
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca