kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

FBI Geledah Rumah Dua Warga AS yang Memiliki Hubungan dengan Media Pemerintah Rusia


Kamis, 22 Agustus 2024 / 12:53 WIB
FBI Geledah Rumah Dua Warga AS yang Memiliki Hubungan dengan Media Pemerintah Rusia
ILUSTRASI. FBI melakukan penggeledahan di rumah dua orang Amerika yang memiliki hubungan dengan media pemerintah Rusia. REUTERS/Jim Bourg


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. FBI melakukan penggeledahan di rumah dua orang Amerika yang memiliki hubungan dengan media pemerintah Rusia. Salah satu dari mereka adalah Scott Ritter, mantan inspektur senjata PBB, sementara yang lainnya adalah Dimitri K. Simes, seorang penasihat untuk kampanye presiden Donald Trump pada tahun 2016.

Tindakan ini diduga terkait upaya pemerintah Rusia untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS yang akan dilakukan pada bulan November.

Detil Penyelidikan

Rumah yang terletak di Delmar, New York, terkait dengan Scott Ritter, yang dikenal sebagai mantan inspektur senjata PBB dan pengkritik kebijakan luar negeri AS. Ritter mengonfirmasi penggeledahan tersebut melalui pernyataan media namun belum memberikan komentar lebih lanjut.

Penggeledahan ini dikaitkan dengan kekhawatiran pemerintah AS mengenai dugaan pelanggaran Foreign Agents Registration Act (FARA), yang mewajibkan warga negara AS untuk mengungkapkan aktivitas politik atas nama pemerintah asing.

Baca Juga: FBI Buka Suara Soal Pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto, Penasaran?

Di Virginia, rumah yang terkait dengan Dimitri K. Simes, penasihat kampanye presiden Trump pada tahun 2016, juga digeledah.

Simes, yang merupakan pembawa acara program mingguan di saluran televisi negara Rusia Channel One, menyatakan bahwa penggeledahan tersebut adalah "usaha untuk menakut-nakuti saya, mendiskreditkan saya, dan merusak kemampuan saya untuk tinggal di Amerika Serikat atau bahkan mengunjungi negara tersebut, serta merusak keuangan saya."

Reaksi dan Implikasi

Scott Ritter menolak tuduhan pelanggaran FARA dan merasa bahwa penggeledahan ini adalah balas dendam terhadap kritiknya terhadap kebijakan luar negeri AS, khususnya mengenai Ukraina. Ia juga menyatakan bahwa ia telah bekerja sama selama proses penggeledahan.

Dimitri K. Simes merasa bahwa tindakan FBI merupakan upaya untuk mengintimidasi dan mendiskreditkan dirinya, serta merusak posisinya di Amerika Serikat. Simes juga mengklaim bahwa penggeledahan ini berpotensi merugikan finansialnya.

Baca Juga: Kampanye Kamala Harris Jadi Target Peretas Asing

Departemen Kehakiman AS telah memulai penyelidikan kriminal yang lebih luas terhadap orang-orang Amerika yang bekerja dengan jaringan televisi negara Rusia. Berita ini diumumkan oleh The New York Times, yang mengutip pejabat AS yang diberi pengarahan tentang penyelidikan tersebut.

Meskipun FBI tidak memberikan komentar lebih lanjut mengenai laporan ini, diharapkan ada lebih banyak penggeledahan di masa mendatang, dan kemungkinan tuntutan pidana mungkin muncul.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×