CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.926   -32,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

FBI: Peretas China berusaha curi penelitian tentang vaksin corona


Senin, 11 Mei 2020 / 23:32 WIB
FBI: Peretas China berusaha curi penelitian tentang vaksin corona
ILUSTRASI. Seorang pria mengetik pada keyboard komputer di depan kode siber yang ditampilkan dalam gambar ilustrasi ini yang diambil pada 1 Maret 2017.


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) dan ahli keamanan siber percaya, para peretas China berusaha mencuri penelitian tentang pengembangan vaksin terhadap virus corona baru.

Wall Street Journal dan New York Times melaporkan seperti Channelnews.com lansir, FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS berencana untuk mengeluarkan peringatan tentang peretasan China tersebut.

Para peretas juga menargetkan informasi dan kekayaan intelektual tentang perawatan dan pengujian untuk virus corona. Kedua media itu menyebutkan, para pejabat AS menuduh para peretas itu terkait dengan Pemerintah China.

Baca Juga: Jelang penemuan yang signifikan, seorang profesor peneliti Covid-19 dibunuh

Peringatan resmi dari FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS akan keluar dalam beberapa hari, ketika pemerintah dan perusahaan swasta berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin virus corona.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menolak tuduhan tersebut. Dia mengatakan, Tiongkok dengan tegas menentang semua serangan dunia maya.

"Kami memimpin dunia dalam pengobatan Covid-19 dan penelitian vaksin. Adalah tidak bermoral menargetkan China dengan rumor dan fitnah tanpa adan bukti," tegas Zhao seperti dikutip Channelnews.com.

Peringatan itu akan menambah serangkaian laporan yang menuduh para peretas yang mendapat dukungan Pemerintah di Iran, Korea Utara, Rusia, dan China melakukan kegiatan jahat terkait pandemi, dari memompa berita palsu hingga menargetkan pekerja dan ilmuwan.

The New York Times mengatakan, itu bisa menjadi awal serangan balik yang disetujui secara resmi oleh agen-agen AS yang terlibat dalam perang siber, termasuk Komando Siber ​​Pentagon dan Badan Keamanan Nasional.

Baca Juga: Vaksin corona besutan Pfizer dan Biontech sudah masuki uji klinis

Pekan lalu dalam pesan bersama, Inggris dan AS memperingatkan peningkatan serangan dunia maya terhadap para profesional kesehatan yang terlibat dalam tanggap darurat virus corona oleh penjahat terorganisir "yang sering dikaitkan dengan aktor negara lain".

Pusat Keamanan Siber ​​Nasional Inggris dan Badan Keamanan Infrastruktur Siber AS menyatakan, mereka telah mendeteksi taktik "penyemprotan kata sandi" berskala besar-peretas yang mencoba mengakses akun melalui kata sandi yang biasa digunakan-yang ditujukan untuk badan kesehatan dan organisasi penelitian medis.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×