kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Filipina berencana melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas suku bunga


Minggu, 28 April 2019 / 18:48 WIB
Filipina berencana melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas suku bunga


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - MANILA. Pemerintah Filipina akan memberikan ruang pelonggaran kebijakan moneter pasca kenaikan suku bunga tahun lalu. Bahkan pemerintah juga tengah memantau kenaikan harga minyak dunia.

Gubernur Bank Sentral Filipina Benjamin Diokno menyatakan pemangkasan tingkat suku bunga pada pertemuan 9 Mei 2019 nanti akan bergantung pada data utama dan prospek cuaca El Nino. Ia mengatakan dalam sebuah wawancara di Pulau Boracay di Filipina tengah pada 27 April 2019 lalu.

“Jika harga minyak tetap naik, Bank sentral Filipina akan mempertahankannya atau tidak berubah itu bergantung pada bulan depan. Ini hanya menunggu masalah waktu,” kata Diokno, seperti dilansir dari Bloomberg, Minggu (28/4).

Menurut Diokno kebijakan pemangkasan suku bunga akan dibarengi pengurangan Reserve Requirement Ratio (RRR). Namun di sisi lain kebijakan ini juga mengacu pada persyaratan cadangan modal yang harus dipenuhi perbankan.

Pihaknya tidak mengesampingkan pengurangan secara simultan dalam tingkat rasio cadangan permodalan yang dijalankan. Diokno berjanji untuk membawa rasio uang tunai yang harus disimpan dalam cadangan bank di bawah 10% pada akhir masa jabatannya di tahun 2023.

Ia mengatakan nilai mata uang peso naik 0,8% di tahun ini menjadi 52,18 terhadap dollar. Hal ini mencerminkan bahwa nilai tersebut dapat menguat dengan masuknya lebih banyak investasi China di Filipina.

Inflasi telah mendingin selama lima bulan berturut-turut dan memuncak ke level tertinggi sepanjang sembilan tahun terakhir pada 2018 dan bisa mereda di bawah 3% pada kuarta ketiga tahun lalu. 

Dengan kondisi itu diharapkan pertumbuhan produk domestik bruto lebih dari 6% di kuartal pertama bahkan setelah penundaan persetujuan anggaran 2019 yang menahan belanja infrastruktur.

"Dalam waktu dekat, ada sedikit lebih urgensi untuk memotong RRR karena kondisi likuiditas yang ketat," kata Euben Paracuelles, ekonom yang berbasis di Singapura di Nomura Holdings Inc. 

Pengurangan rasio cadangan dapat dilakukan pada 9 Mei sementara tarif patokan dapat dipotong masing-masing 25 basis poin pada kuartal ketiga dan keempat, kata Paracuelles.

Sejak menjabat pada bulan Maret, Diokno telah mengisyaratkan keterbukaan untuk memangkas suku bunga utama dan rasio cadangan, yang sebesar 18% atau yang tertinggi di Asia Tenggara. Pertemuan 9 Mei mendatang akan berlangsung setelah publikasi pertumbuhan kuartal pertama setelah keluar data inflasi April 2018.

Beberapa anggota dewan Filipan bersikap berhati-hati dalam memotong rasio cadangan secara agresif karena dana yang dapat dikeluarkan sekitar 100 miliar peso atau US$ 1,9 miliar untuk setiap pengurangan satu persentase poin. Hal ini dapat digunakan untuk berspekulasi dalam pergerakan nilai tukar peso. Kemungkinan pemotongannya sebanyak 1 poin di setiap kuartal.

Diokno menegaskan dia tidak mempunyai kepentinga untuk campur tangan terhadap pasar valuta asing untuk mempengaruhi nilai peso. Dia menyatakan bahwa perkiraan nilai 52 hingga 55 peso terhadap dolar mengacu pada perkiraaan pemerintah pada proyeksi pertumbuhan ekonomi negara dan nilai mata uang.


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×