kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Film Iron Lady menuai kritik politikus Inggris


Jumat, 10 Februari 2012 / 12:25 WIB
Film Iron Lady menuai kritik politikus Inggris
ILUSTRASI. Awas, perusahaan multifinance ini dibekukan OJK


Reporter: Dyah Megasari, BBC |

LONDON. Siapa yang tak mengenal Mantan Perdana menteri Inggris Margaret Thatcher? Ya, bisa dipastikan hampir semua orang kenal dengan sosok wanita yang pernah menjadi orang nomor satu di struktur politik Inggris.

Berbagai kebijakannya berhasil mengguncang London dan menuai kontroversi. Seorang sutradara bernama Phyllida Lloyd mengemas kilas balik Thatcher melalui sebuah film berjudul Iron Lady.

Layar lebar yang dibintangi aktris kawakan Meryl Streep ini berhasil mengundang perhatian banyak kalangan. Di antaranya adalah Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Ia menuturkan, penggambaran pendahulunya di Downing Street oleh Streep sebagai seni peran yang menakjubkan. Tetapi ia mempertanyakan waktu dalam film tersebut sekaligus mengkritisinya.

“Peran yang fantastis disuguhkan Meryl Streep. Tetapi anda tidak bisa membayangkan, mengapa kita harus melihat film ini sekarang,” demikian pendapatnya.

Ia mengklaim, film tersebut lebih mengedepankan penuaan dan elemen demensia (pikun) ketimbang menggambarkan seorang perdana menteri yang luar biasa.

"Logika saya adalah film ini merupakan seni bagus, peran yang mengejutkan, tetapi sebuah film yang saya harapkan mereka bisa buat di lain hari,'' ucap Cameron.

Pernyataan PM ini menjadikannya sebagai pengkritik terbaru setelah sebelumnya sejumlah anggota senior Konservatif dan mantan rekan Thatcher juga mengkritik film tersebut.

Pendapat yang lebih pedas dilontarkan oleh mantan anggota parlemen konservatif yaitu Lord Hurd. Ia menganggap Iron Lady menjadi film yang menyeramkan.

Sedangkan mantan ketua partai Lord Tebbit mengklaim, perdana menteri yang dia kenal tidak pernah setengah histeris dan terlalu emosional seperti yang diperankan oleh Streep.

Kepada Evening Standard, sutradara Lloyd membela diri dan berujar : ''Kami semua merasa bahwa menggambarkan seseorang yang mengalami pelemahan fisik, kesehatan dan kelupaan bukanlah hal yang memalukan untuk ditayangkan di layar,” klaimnya.

Film Iron Lady dibuat dengan menggambarkan pada masa kini - ketika mantan perdana menteri digambarkan secara fisik dan mental melemah - tetapi juga berisi sejumlah adegan masa lalu di saat dia memimpin.

Salah satu kebijakannya yang sangat kontroversial adalah menghapus subsidi susu. Kisah ini dijadikan pembuka film dengan budget sebesar US$ 13 juta.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×