Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko, menyambut bergabungnya Finlandia ke NATO dengan cukup tegas. Dia mengatakan bahwa Rusia akan segera menumpuk pasukan militer di wilayah barat laut.
Kepada kantor berita negara hari Senin (3/4), RIA, Grushko mengatakan bahwa penguatan militer di wilayah itu merupakan langkah pencegahan karena NATO dipastikan akan menumpuk banyak persenjataan di Finlandia.
"Jika pasukan dan sumber daya anggota NATO lainnya dikerahkan di Finlandia, kami akan mengambil langkah tambahan untuk memastikan keamanan militer Rusia secara andal," katanya, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Finlandia Gabung ke NATO pada 4 April 2023, Bagaimana Tanggapan Rusia?
Finlandia dan Swedia mendaftar untuk bergabung dengan NATO tahun lalu setelah Rusia menginvasi Ukraina. Finlandia sendiri selangkah lebih maju dalam prosesnya dan akan resmi bergabung dengan NATO pada hari Selasa (4/4).
Finlandia memiliki perbatasan sepanjang 1.300 km dengan Rusia yang kira-kira akan menggandakan perbatasan aliansi transatlantik yang menghadap Moskow.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, tahun lalu mengatakan bahwa Rusia mengambil tindakan pencegahan yang memadai dan akan membentuk 12 unit dan divisi di distrik militer baratnya.
Baca Juga: Senjata Nuklir Rusia di Belarusia akan Ditempatkan di Sayap Timur NATO
Kehadiran lebih banyak militer Rusia di sayap timur NATO juga telah dipastikan oleh utusan Rusia di Belarusia, Boris Gryzlov, hari Minggu (2/4) lalu. Dia memastikan bahwa Rusia akan segera memindahkan senjata nuklir taktis ke wilayah barat Belarusia yang berbatasan langsung dengan anggota NATO.
Gryzlov tidak merinci di mana senjata akan ditempatkan, tetapi menegaskan bahwa fasilitas penyimpanan akan selesai pada 1 Juli, sesuai dengan arahan Presiden Vladimir Putin.
Belarusia berbatasan di utara dengan Lituania dan Latvia dan di barat dengan Polandia, semuanya merupakan bagian dari sayap timur NATO. Ketiga negara itu juga telah mendapat dukungan militer tambahan sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai tahun lalu.