Sumber: Harian KONTAN, 15 Oktober 2011 | Editor: Catur Ari
Kontrak kerja sama penambangan emas yang diperoleh Gabriel Resources di Rumania membuat Frank Timis memiliki kesempatan menambang lebih banyak lagi. Dia mengirimkan 80 ton bijih besi ke Australia untuk mengetahui kandungan emasnya secara pasti. Kepastian kandungan emas yang besar mampu mendongkrak nilai pasar perusahaan menjadi US$ 75 juta. Tak puas di tambang emas, Timis kemudian mengembangkan sayap di tambang minyak bumi.
Gabriel Resources menjadi kendaraan Frank Timis untuk menguasai sektor tambang Rumania. Kontrak kerja sama The Romanian Agency of Mineral Resources dengan perusahaan tambang nasional telah mengangkat nama dan kekayaannya. Tak hanya itu, kerja sama tersebut juga memperluas akses ke pusat data Institut Mineralogi dan Penelitian Rumania. Data itu menunjukkan wilayah potensial yang memiliki kandungan mineral tinggi.
Untuk bisa mengeksplorasi wilayah tambang, dia mempekerjakan beberapa ilmuwan kompeten. Dia juga mengajak beberapa mantan pejabat Departemen Topografi dan mantan pejabat Departemen Pertahanan Rumania yang akrab dengan wilayah tambang tersebut. Bahkan, guna memastikan kandungan emas di wilayah tambang miliknya. Gabriel Resources mengirimkan 80 ton bijih besi ke laboratorium penelitian di Australia.
Dengan mengetahui kandungan emas yang terdapat dalam bijih besi secara pasti, dia berharap mampu mengeruk keuntungan lebih besar. Hasilnya sangat menggembirakan. Data laboratorium menunjukkan bijih besi yang dikirim dari Rumania mengandung emas yang cukup tinggi. Kepastian kandungan emas yang ditemukan Timis tersebut mampu mendongkrak nilai pasar Gabriel Resources menjadi US$ 75 juta. Bukan itu saja, temuan itu juga membuatnya mampu meluluhkan Bank Rothschild untuk memberikan dana pinjaman sebesar US$ 3 juta.
Gabriel Resources pun terus berkembang. Pada 1999-2000, perusahaan itu mampu meningkatkan luas daerah eksploitasi dari 12 km² menjadi 42,8 km². Tak hanya pertambangan emas, Timis mulai melirik minyak bumi sebagai komoditas buruan. Oleh karena itulah pada November 1996, dia mendirikan Regal Petroleum. Perusahaan ini terdaftar di London Alternative Investment Market dan memiliki beberapa sumber minyak dan gas di Rumania dan Ukraina.
Dengan kekayaan dan pengaruh yang dimiliki, Regal Petroleum berhasil mengakuisisi 60% saham ladang minyak di Kavála, Yunani. Kepemilikan saham ini diharapkan mampu membawa perusahaan ke berbagai ladang minyak lain di daratan Eropa. Perusahaan kemudian mengirimkan tim survei untuk menemukan salah satu ladang minyak besar di Eropa. Perusahaan kemudian mengklaim mampu memproduksi hingga satu miliar barel minyak bumi. Pernyataan itu membuat harga saham Regal naik sehingga nilai pasarnya melejit hingga £ 500 juta.
Peningkatan nilai pasar mendorong investor swasta dan lembaga keuangan ternama, seperti Merrill Lynch, Commerzbank, Artemis dan Schroders menginvestasikan dananya di perusahaan ini. Jumlah dana yang masuk diperkirakan mencapai £ 45 juta.
Namun sayangnya, pada pertengahan 2005, ladang andalan Regal Petroleum di Eropa tidak menyimpan cadangan minyak sesuai harapan. Bahkan diperkirakan hanya mampu memproduksi 30 barel per hari sehingga dianggap non-komersial. Kejadian ini membuat harga saham perusahaan anjlok. Dalam hitungan jam, saham Regal turun lebih dari 60%.
Pada Juni 2006, harga saham Regal Petroleum turun lagi lebih dari 20% . Kejatuhan ini membuat otoritas London Alternative Investment Market membuat aturan tegas untuk perusahaan sektor sumber daya alam. Otoritas melarang pemberitaan bombastis yang mampu membuat fluktuasi harga. Selain harga saham yang jatuh, Regal juga kehilangan lisensi produksi gas di Ukraina. Walau setahun kemudian dia mampu mendapatkan lisensinya kembali namun tak mampu mengembalikan kejayaan perusahaan, hingga pada 2010 , nilai pasar Regal hanya berkisar £ 200 juta dengan cadangan kas £ 80 juta.
(Bersambung)