kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

G7 Serukan Pencabutan Segera Larangan Atas Makanan Jepang, Tekan Aksi China


Senin, 30 Oktober 2023 / 06:54 WIB
G7 Serukan Pencabutan Segera Larangan Atas Makanan Jepang, Tekan Aksi China
ILUSTRASI. Pada Minggu (29/10/2023), negara-negara yang tergabung dalam Kelompok Tujuh (G7) menyerukan "pencabutan segera" pembatasan impor produk makanan Jepang. REUTERS/Kim Hong-Ji


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pada Minggu (29/10/2023), negara-negara yang tergabung dalam Kelompok Tujuh (G7) menyerukan "pencabutan segera" pembatasan impor produk makanan Jepang. 

Seruan tersebut mengacu pada pembatasan ekspor yang dilakukan China setelah Jepang mulai membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.

Mengutip Reuters, para menteri perdagangan G7, dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan akhir pekan di Osaka, tidak menyebut nama China. 

Akan tetapi, G7 mengecam apa yang mereka anggap sebagai peningkatan pemaksaan ekonomi melalui perdagangan.

“Kami menyesalkan tindakan yang mempersenjatai ketergantungan ekonomi dan berkomitmen untuk membangun hubungan ekonomi dan perdagangan yang bebas, adil, dan saling menguntungkan,” demikian pernyataan resmi G7 yang memiliki tebal 10 halaman itu.

Mengingatkan saja, China memberlakukan penangguhan menyeluruh terhadap impor ikan Jepang dua bulan lalu. 

Kebijakan itu diberlakukan ketika Jepang mulai melepaskan air radioaktif yang telah diolah dari pabrik Fukushima yang rusak ke Pasifik. 

Baca Juga: Susul China, Rusia Pertimbangkan Blokir Impor Makanan Laut dari Jepang

Meskipun Jepang dan AS menyebut pembatasan tersebut tidak adil, Rusia mengumumkan pembatasan serupa pada awal bulan ini.

Kementerian luar negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan G7 di luar jam kerja.

Selain itu, negara-negara G7, yang terdiri atas Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, Italia dan Kanada, menyatakan keprihatinan mereka atas tindakan pengendalian baru-baru ini terhadap ekspor mineral penting.

China, produsen grafit terbesar di dunia, bulan ini mengumumkan pembatasan ekspor bahan utama, yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, dalam upaya lain untuk mengendalikan pasokan mineral penting sebagai respons terhadap tantangan atas dominasi manufaktur globalnya.

"Para menteri G7 memiliki kebutuhan yang sama, yang sangat kuat, untuk mengurangi ketergantungan pada negara tertentu dalam penyediaan sumber daya penting," kata Yasutoshi Nishimura, menteri perdagangan Jepang yang menjadi tuan rumah. 

Dia menambahkan, “Kami sepenuhnya setuju untuk membangun rantai pasokan yang tangguh dan andal untuk mineral penting, semikonduktor, dan baterai."

Baca Juga: Jepang ke WTO: Larangan Makanan Laut Terkait Fukushima oleh China Tak Dapat Diterima!

Para menteri menegaskan kembali keprihatinan mereka terhadap berbagai kebijakan non-pasar yang luas dan terus berkembang, yang mencakup subsidi industri yang bersifat luas, tidak jelas, dan mendistorsi perdagangan serta transfer teknologi yang dipaksakan.

Mengenai Rusia, para pejabat G7 mengutuk penghancuran infrastruktur ekspor biji-bijian Ukraina dalam invasi mereka ke negara tersebut.

G7 juga menyinggung keputusan Moskow untuk secara sepihak meninggalkan pembicaraan mengenai perjanjian yang memungkinkan raksasa biji-bijian Ukraina mengekspor gandum dan produk lainnya melalui Laut Hitam.

Berbeda dengan pertemuan para menteri keuangan G7 dua minggu lalu, yang mengutuk “serangan teror” terhadap Israel oleh Hamas, para menteri perdagangan tidak menyebutkan krisis Timur Tengah.

Mereka hanya mengatakan bahwa mereka berusaha untuk meningkatkan kesadaran tentang tantangan pengiriman barang-barang kemanusiaan ke seluruh dunia pada saat terjadi bencana alam dan keadaan darurat lainnya.

Baca Juga: Jepang Resmi Adukan China ke WTO Terkait Larangan Impor Seafood

Negara-negara Barat umumnya mendukung apa yang mereka katakan sebagai hak Israel untuk membela diri. Namun ada kekhawatiran internasional yang meningkat mengenai jumlah korban akibat pemboman Israel dan meningkatnya seruan untuk jeda agar bantuan dapat menjangkau warga sipil Palestina di Gaza.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×