kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gabung perusahaan agar lebih efisien dan fokus (3)


Jumat, 18 Agustus 2017 / 15:44 WIB
Gabung perusahaan agar lebih efisien dan fokus (3)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

Seriap pebisnis tentu bermimpi usahanya tumbuh berkembang dan semakin menggurita. Sergei Gordeev tak hanya bermimpi. PIK Group yang diakuisisinya kini menjadi mesin uang yang mampu menempatkan sebagai salah satu orang terkaya dunia dengan kekayaan senilai US$ 1,5 miliar. Salah satu lompatan kinerja PIK Group adalah kala perusahaan ini dilebur dengan perusahaan properti lain yang baru saja dicaplok Gordeev. Inilah strategi ekspansi ala Gordeev.

Menjadi salah satu taipan yang diperhitungkan di Rusia merupakan salah satu keistimewaan yang dinikmati Sergei Gordeev. Hal tersebut berkat sumbangsihnya bagi pertumbuhan bisnis properti di Rusia.

Gordeev yang pada 22 November nanti genap berusia 45 tahun, merupakan pemegang saham mayoritas PIK Group, perusahaan pengembang properti terbesar di Rusia. PIK Group telah menjadi mesin uang paling moncer bagi Gordeev yang menurut estimasi Forbes memilik kekayaan senilai US$ 1,5 miliar.

Awalnya pria lulusan Togliatti Academy of Management ini hanya memiliki 20% saham PIK Group. Kepemilikan saham tersebut Gordeev peroleh lewat pengambilalihan saham PIK Group dari pengusaha Sulaiman Keromov pada tahun 2013.

Mengutip Forbes, pengambil alihan saham PIK Group bertujuan untuk investasi. Sebelumnya, Gordev juga berinvestasi di perusahaan properti yang bermarkas di Moskow, yakni Morton Group. Morton Group pada awalnya merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Alexander Ruchyov.

Melihat potensi bisnis properti di Rusia yang terus menanjak, Gordeev berinisiatif menggabungkan alias melakukan merger dua perusahaan properti miliknya, yakni PIK Group dengan Morton Group. Sebelum penggabungan ini, dia juga sudah melobi Ruchyov terkait pembelian saham pengusaha tersebut di Morton Group.

Peleburan bisnis Morton Group ke PIK Group ini menjadikan PIK sebagai perusahaan terbuka bidang properti terbesar di Rusia.

Mengutip Bloomberg, PIK Group merupakan perusahaan yang fokus ke real estate residensial. Sedangkan Morton Group lebih fokus mengembangkan bisnis konstruksi real estate dan pembangunan bangunan komersial.

Morton tercatat mempunyai banyak proyek di wilayah Moskow, Ibukota Rusia.

Mengutip pengumuman resmi di London Stock Exchange alias Bursa Efek London tempat PIK Group mencatatkan saham, konsolidasi bisnis tersebut diharapkan bisa meningkatkan kapasitas dan kemampuan operasional PIK Group. Dengan integrasi ini diharapkan pendapatan perusahaan tersebut bisa mencapai RUB 190 miliar atau setara Rp 42,45 triliun.

Konsolidasi kedua perusahaan properti tersebut juga diharapkan dapat menekan biaya operasional lantaran terjadi efisiensi. Penghematan per tahun dengan adanya penggabungan kedua perusahaan besar tersebut digadang-gadang mencapai RUB 10 miliar atau setara Rp 2,23 triliun.

Kelak, ada dua sumber pendanaan yang akan digunakan untuk membiayai akuisisi ini. Pertama dari kas internal PIK Group. Sementara yang kedua berasal dari penerbitan surat utang alias obligasi.

Seiring dengan meleburnya bisnis Morton Group ke PIK Group kepemilikan saham Gordeev di PIK Group juga meningkat menjadi lebih dari 50%. Hal tersebut menempatkan Gordeev sebagai orang terkaya ke 57 di Rusia.

Dengan peningkatan modal dan kapasitas perusahaan setelah merger, Gordeev ingin agar PIK Group bisa mudah melakukan ekspansi baik pencarian dana dan penambahan lahan.

Namun kabar tak sedap datang dari rencana delisting PIK Group dari Bursa Efek London. Seperti diberitakan Financial Times (13/3), hal tersebut didasari seruan Pemerintah Rusia yang memerintahkan agar korporasi asal Rusia kembali ke negeri asalnya setelah sanksi negara-negara Barat dijatuhkan kepada Rusia akibat aksi menginvasi Ukraina. "Kami siapkan strategi pasar modal baru dan konsentrasi di bursa Moskow," tutur Gordeev.                                

(Selesai




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×