kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Gagal menjadi Pengacara, sukses berbisnis fesyen olahraga (2)


Rabu, 20 Februari 2019 / 14:54 WIB
Gagal menjadi Pengacara, sukses berbisnis fesyen olahraga (2)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Awalnya, Stephen Rubin bercita-cita menjadi pengacara. Namun nasib membawanya menjadi pengurus bisnis keluarga. Setelah ayahnya wafat, Rubin didapuk menjadi pemimpin Liverpool Shoe Company, perusahaan rintisan orang tuanya. Dia lantas mengganti nama perusahaan menjadi Pentland Group pada 1973. Sejak saat itu, dia banyak melakukan akuisisi untuk mengembangkan bisnis. Dia juga mampu membangun iklim bekerja yang baik di perusahaan.

Perjalanan karier Stephen Rubin melenceng dari latar belakang pendidikannya. Dia lulus dari University College dengan gelar sarjana hukum di London pada tahun 1958. Kala itu Rubin bercita-cita ingin jadi pengacara.

Tapi nasib membawanya ke tempat lain. Setelah gagal menjadi anggota parlemen di Streatham, Inggris selatan pada tahun 1959, ia memutuskan bergabung dalam perusahaan keluarga Liverpool Shoe Company. Dia menjadi direktur pelaksana di perusahaan tersebut selama 10 tahun. Setelah ayahnya wafat pada tahun 1969, iapun mengambilalih posisi direktur utama.

Rubin lantas mengubah nama perusahaan menjadi Pentland Group pada tahun 1973. Sejak itu perjalanan karir Rubin terbilang cukup cemerlang. Melansir laman resmi perusahaan, titik balik perusahaan produsen dan pemegang merek olahraga ini terjadi di tahun 1990. Selain berhasil menjual saham mayoritas di Reebok dengan harga 100 kali lipat dari harga beli, Rubin juga telah berhasil memperluas cakupan bisnis perusahaannya.

Salah satunya dengan membentuk produk olahraga seperti Berghaus dan Ellesse pada tahun 1990. Kedua merek ini telah secara resmi dimiliki oleh perusahaan keluarga miliknya. Selain itu, perusahaan Mitre Internasional juga berhasil dicaplok serta merek fesyen khusus atlet ternama asal London seperti Red or Dead dan KangaROOS.

Beranjak dari tahun 1990-an, di era tahun 2000-an Pentland juga melebarkan gurita bisnis dengan mendapatkan lisensi dari fesyen olahraga asal London Ted Baker untuk produk sepatu. Dia juga membeli perusahaan serupa yakni Boxfresh pada dekade yang sama.

Pada tahun 2010-an Pentland tetap ekspansi bisnis. Salah satunya dengan membeli merek olahraga rugby Canterbury asal New Zealand dan perusahaan sneakers asal California, Amerika Serikat SeaVees.

Tak lama berselang, Pentland juga memboyong perusahaan pakaian olahraga sepeda Movistar serta menjalin bisnis kemitraan dengan Endura. Perusahaan Rubin ini juga ditunjuk sebagai pemegang lisensi global Karen Millen, salah satu merek fesyen terkemuka di dunia.

Berkat kepiawaiannya, sejumlah penghargaan juga berhasil diraih atas nama perusahaannya. Dua tahun lalu misalnya Ia berhasil mendapatkan medali emas pada ajang Industry Awards untuk merek Berghaus dalam acara ISPO Awards untuk inovasi jaket olahraga.

Pada tahun 2018, Pentland juga berhasil memborong enam sekaligus penghargaan dalam ajang Queen's Awards untuk perusahaan produksi. Perhelatan ini merupakan ajang paling bergengsi di Inggris, sekaligus membuat Pentland diakui sebagai perusahaan dengan kinerja paling baik se-jagad Inggris Raya.

Terbaru, pada ajang serupa di tahun 2018, Pentland berhasil meraih penghargaan Queen's Award untuk perusahaan internasional paling baik sepanjang tahun.

Dalam mewariskan kerajaan bisnisnya, Rubin juga selalu mengedepankan kenyamanan bagi para karyawannya. Hal ini tecermin dari penghargaan sebagai perusahaan besar dengan tempat kerja terbaik nomor 11 di Inggris. Tidak hanya itu, Pentland juga disebut menjadi perusahaan paling nyaman untuk bekerja urutan ke-16 di seluruh Eropa.

Walau tidak menduduki urutan 10 besar, penghargaan tersebut cukup bergengsi lantaran perusahaan Rubin merupakan satu-satunya produsen alat olahraga yang mendapatkan piala. Kunci utama kesuksesan menurutnya adalah pengembangan karakter setiap karyawan dibarengi dengan struktur organisasi dan manajemen perusahaan yang baik.

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×