Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Standard Chartered Plc akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal sebagai dampak pandemi corona (Covid-19). Perbankan multinasional asal Inggris ini mengukuti jejak pesainya Deutsche Bank AG dan HSBC Holdings Plc dalam mengurangi jumlah pekerja mereka.
Perusahaan tengah menyusun daftar ratusan karyawan yang akan kena PHK. Diketahui, Standard Chartered Plc mempekerjaan sekitar 85 ribu orang.
Baca Juga: Trump siap ambil lebih banyak risiko untuk membendung China di Asia Pasifik
"Sejumlah kecil peran dibuat berlebihan sejalan dengan komitmen kami untuk mentransformasikan bank dan memastikan daya saingnya di masa depan. Ini bukan hasil dampak dari pandemi Covid-19,” tulis pernyataan Standard Chartered dilansir dari Bloomberg, Kamis (30/7).
Sebelumnya, perusahaan sempat menunda rencana pemangkasan jumlah pekerja sejak awal wabah Covid-19. Bahkan, mereka mengatakan tidak berniat melakukan PHK dengan alasan pandemi. "Mereka yang kehilangan pekerjaan akan terus dibayar sampai akhir tahun di samping menerima pembayaran pesangon,” jelas manajemen.
Keputusan Standard Chartered untuk melanjutkan pemangkasan berarti perusahaan telah ingkar janji untuk menunda PHK sampai krisis corona berlalu. Adapun negara yang kemungkinan terkena dampak pemangkasan jumlah pekerja ini termasuk London, New York dan Singapura.
Standard Chartered fokus pada pasar di Asia, Afrika dan Timur Tengah dalam menyalurkan pinjaman. Namun saat ini tengah menghadapi tekanan dari investor guna mengurangi beban biaya dan meningkatkan pengembalian untuk menaikkan harga sahamnya.
Baca Juga: Pakar militer: Jet tempur F-22 milik AS tak akan berdaya menghadapi J-20 di Pasifik
Di bawah Kepala Eksekutif Bill Winters, perusahaan melakukan perombakan secara besar – besaran sehingga mengurangi jumlah manajemen di bagian menengah. Standard Chartered juga menginvestasikan miliaran dolar untuk mengembangkan teknologi.
Sebelumnya, HSBC mengatakan kepada karyawannya pada bulan lalu bahwa mereka akan melanjutkan rencana untuk mengurangi jumlah tenaga kerjanya hingga 35.000 orang. Awalnya mereka akan menyetop sementara redudansi. Deutsche Bank juga mengakhiri penundaan untuk memecat para pekerjanya pada Mei lalu.