Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
"Untuk beberapa waktu, tema umum ekonomi global telah menjadi perebutan kekuatan ekonomi antara Amerika Serikat dan China," kata laporan CEBR. "Pandemi Covid-19 dan kejatuhan ekonomi yang terkait tentu saja membuat persaingan ini menguntungkan China."
Laporan tersebut mengatakan bahwa setelah rebound pasca pandemi yang kuat pada tahun 2021, ekonomi AS akan tumbuh sekitar 1,9% per tahun dari 2022-24 dan kemudian melambat menjadi 1,6% pada tahun-tahun setelah itu.
Sebaliknya, ekonomi Tiongkok diperkirakan tumbuh 5,7% setiap tahun hingga 2025, dan 4,5% per tahun dari 2026-2030.
Baca Juga: China daratan catat lagi kenaikan kasus harian virus corona
Pangsa ekonomi dunia China telah meningkat dari hanya 3,6% pada tahun 2000 menjadi 17,8% sekarang dan negara itu akan menjadi "ekonomi berpenghasilan tinggi" pada tahun 2023, kata laporan itu.
Menurut wakil ketua CEBR Douglas McWilliams, ekonomi China tidak hanya diuntungkan dari pengendalian Covid-19 lebih awal, tetapi juga pembuatan kebijakan agresif yang menargetkan industri seperti manufaktur maju.
"Mereka tampaknya mencoba untuk memiliki kendali terpusat pada satu tingkat, tetapi ekonomi pasar bebas cukup di daerah lain," katanya kepada BBC. "Dan sedikit pasar bebas yang membantu mereka bergerak maju terutama di bidang-bidang seperti teknologi."
Akan tetapi, rata-rata masyarakat China akan tetap jauh lebih miskin secara finansial daripada rata-rata masyarakat Amerika bahkan setelah China menjadi ekonomi terbesar di dunia, mengingat populasi China empat kali lebih besar.