Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Menurut sebuah laporan, China akan mengambil alih posisi Amerika Serikat (AS) untuk menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada 2028, lima tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Melansir BBC, Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis (CEBR) yang berbasis di Inggris mengatakan pengelolaan Covid-19 yang "terampil" akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi relatifnya dibandingkan dengan AS dan Eropa di tahun-tahun mendatang.
Sementara, India diperkirakan menjadi ekonomi terbesar ketiga pada tahun 2030.
CEBR merilis tabel liga ekonominya setiap tahun pada tanggal 26 Desember.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 bikin China lebih cepat ungguli AS sebagai negara ekonomi terbesar
Meskipun China adalah negara pertama yang terkena Covid-19, negara itu mengendalikan penyakit melalui tindakan cepat dan sangat ketat, yang berarti tidak perlu mengulangi penguncian yang melumpuhkan ekonomi seperti yang telah dilakukan negara-negara Eropa.
Alhasil, tidak seperti negara-negara besar lainnya, negara tersebut telah terhindar dari resesi ekonomi pada tahun 2020 dan bahkan diperkirakan akan tumbuh 2% tahun ini.
Ekonomi AS, sebaliknya, telah terpukul parah oleh epidemi virus corona, bahkan merupakan negara dengan dampak terburuk di dunia dalam hal jumlah korban terinfeksi maupun meninggal dunia. Lebih dari 330.000 orang telah meninggal di AS dan ada sekitar 18,5 juta kasus yang dikonfirmasi.
Baca Juga: China waspada lagi setelah catat kenaikan kasus harian virus corona
BBC memberitakan, hancurnya ekonomi AS telah dilindungi oleh kebijakan moneter dan stimulus fiskal yang besar, tetapi ketidaksepakatan politik atas paket stimulus baru dapat menyebabkan sekitar 14 juta orang Amerika tanpa pembayaran tunjangan pengangguran di tahun baru.
"Untuk beberapa waktu, tema umum ekonomi global telah menjadi perebutan kekuatan ekonomi antara Amerika Serikat dan China," kata laporan CEBR. "Pandemi Covid-19 dan kejatuhan ekonomi yang terkait tentu saja membuat persaingan ini menguntungkan China."
Laporan tersebut mengatakan bahwa setelah rebound pasca pandemi yang kuat pada tahun 2021, ekonomi AS akan tumbuh sekitar 1,9% per tahun dari 2022-24 dan kemudian melambat menjadi 1,6% pada tahun-tahun setelah itu.
Sebaliknya, ekonomi Tiongkok diperkirakan tumbuh 5,7% setiap tahun hingga 2025, dan 4,5% per tahun dari 2026-2030.
Baca Juga: China daratan catat lagi kenaikan kasus harian virus corona
Pangsa ekonomi dunia China telah meningkat dari hanya 3,6% pada tahun 2000 menjadi 17,8% sekarang dan negara itu akan menjadi "ekonomi berpenghasilan tinggi" pada tahun 2023, kata laporan itu.
Menurut wakil ketua CEBR Douglas McWilliams, ekonomi China tidak hanya diuntungkan dari pengendalian Covid-19 lebih awal, tetapi juga pembuatan kebijakan agresif yang menargetkan industri seperti manufaktur maju.
"Mereka tampaknya mencoba untuk memiliki kendali terpusat pada satu tingkat, tetapi ekonomi pasar bebas cukup di daerah lain," katanya kepada BBC. "Dan sedikit pasar bebas yang membantu mereka bergerak maju terutama di bidang-bidang seperti teknologi."
Akan tetapi, rata-rata masyarakat China akan tetap jauh lebih miskin secara finansial daripada rata-rata masyarakat Amerika bahkan setelah China menjadi ekonomi terbesar di dunia, mengingat populasi China empat kali lebih besar.