kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Gaza Menghadapi Badai Sempurna Penyakit Mematikan


Jumat, 15 Desember 2023 / 06:25 WIB
Gaza Menghadapi Badai Sempurna Penyakit Mematikan
ILUSTRASI. Dengan sistem kesehatan yang lemah, epidemi yang tak terhindarkan akan melanda wilayah Gaza. REUTERS/Yasser Qudih


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - GAZA. Bagi penduduk Gaza yang terkepung dan sejauh ini selamat dari bom dan peluru Israel, seorang pembunuh diam-diam dan tak kasat mata kini mengintai mereka: penyakit.

Mengutip Reuters, kurangnya makanan, air bersih dan tempat berlindung telah melemahkan ratusan ribu orang yang mengalami trauma.

Menurut 10 dokter dan pekerja kemanusiaan kepada Reuters, dengan sistem kesehatan yang lemah, epidemi yang tak terhindarkan akan melanda wilayah kantong tersebut.

"Badai penyakit yang sempurna telah dimulai. Sekarang masalahnya adalah, 'Seberapa buruk dampaknya?'" jelas James Elder, juru bicara utama UNICEF.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari 29 November hingga 10 Desember, kasus diare pada anak balita melonjak 66% menjadi 59.895 kasus, dan meningkat 55% pada populasi lainnya pada periode yang sama. 

Badan PBB tersebut mengatakan jumlah tersebut pasti tidak lengkap karena hancurnya semua sistem dan layanan di Gaza akibat perang.

Kepala bangsal anak di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di Gaza selatan, Dr. Ahmed Al-Farra, mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa bahwa bangsalnya dipenuhi dengan anak-anak yang menderita dehidrasi ekstrem. Kondisi ini menyebabkan gagal ginjal dalam beberapa kasus. 

Baca Juga: Israel Melancarkan Perang di Gaza Meski Tanpa Dukungan Internasional

Sementara diare parah terjadi empat kali lipat lebih tinggi dari biasanya.

Dia mengatakan, ditemukan 15 hingga 30 kasus Hepatitis A di Khan Younis dalam dua minggu terakhir.

"Masa inkubasi virus adalah tiga minggu hingga satu bulan, jadi setelah sebulan akan terjadi ledakan jumlah kasus Hepatitis A," ujarnya.

Sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas gagal pada 1 Desember, ratusan ribu orang telah mengungsi ke tempat penampungan sementara berupa bangunan, sekolah dan tenda yang ditinggalkan. 

"Banyak warga lainnya yang tidur di alam terbuka dan tidak memiliki akses terhadap toilet atau air untuk mandi," kata pekerja kemanusiaan.

Berdasarkan data yang dirilis PBB, pada saat yang sama, 21 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza ditutup, 11 di antaranya berfungsi sebagian dan empat di antaranya berfungsi minimal.

Marie-Aure Perreaut, koordinator medis darurat untuk operasi MSF di Gaza, mengatakan bahwa badan amal medis tersebut telah meninggalkan sebuah pusat kesehatan di Khan Younis 10 hari yang lalu – karena daerah tersebut berada dalam perintah evakuasi Israel – tempat mereka merawat infeksi saluran pernafasan, diare dan infeksi kulit,

Dia mengatakan ada dua hal yang kini tidak bisa dihindari.

“Yang pertama adalah epidemi seperti disentri akan menyebar ke seluruh Gaza, jika kita terus mengalami laju kasus seperti ini, dan kepastian lainnya adalah baik Kementerian Kesehatan maupun organisasi kemanusiaan tidak akan mampu mendukung respons terhadap epidemi tersebut," jelasnya.

Baca Juga: Erdogan Sebut Netanyahu Berada di Ambang Kehancuran




TERBARU

[X]
×