Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Peneliti akademis di London School of Hygiene & Tropical Medicine memperingatkan dalam laporan tanggal 6 November – sebulan setelah serangan Hamas terhadap Israel yang memicu perang Gaza – tentang bagaimana dampak kesehatan tidak langsung dari konflik tersebut akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu.
Mereka mengatakan bahwa dua bulan setelah perang, akan terjadi peningkatan beban malnutrisi pada bayi karena terganggunya pemberian makan dan perawatan, dan gizi para ibu akan semakin buruk.
“Seiring berjalannya waktu, semakin besar kemungkinan masuknya patogen yang rentan terhadap epidemi. Faktor risiko: kepadatan penduduk yang berlebihan, tidak memadainya (air dan sanitasi),” urainya.
Para pekerja bantuan mengatakan apa yang diprediksi para ahli di London adalah apa yang terjadi saat ini.
Tiga ahli mengatakan penyakit seperti disentri dan diare encer bisa menyebabkan kematian anak-anak sebanyak yang dilakukan pemboman Israel sejauh ini.
Badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan perang brutal selama dua bulan ditambah dengan “pengepungan yang sangat ketat” telah memaksa 1,3 juta warga Gaza dari total populasi 2,3 juta jiwa untuk mencari keselamatan di lokasi mereka di wilayah Laut Mediterania.
“Banyak tempat penampungan yang kewalahan menampung orang-orang yang mencari keselamatan, dengan kapasitas empat atau lima kali lipat,” kata Juliette Touma, direktur komunikasi UNRWA.
Baca Juga: Penjualan Sorban Keffiyeh Palestina di AS Meroket
“Sebagian besar tempat penampungan tidak dilengkapi dengan toilet, pancuran, atau air bersih,” tambahnya.
Sejak perang dimulai, 135 staf UNRWA telah terbunuh dan 70% stafnya meninggalkan rumah mereka. Ini menjadi dua alasan mengapa UNRWA kini hanya mengoperasikan sembilan dari 28 klinik kesehatan dasar yang dimilikinya sebelum perang, kata Touma.
Menurut pelapor khusus PBB untuk hak atas kesehatan, Tlaleng Mofokeng dalam pernyataannya pada 7 Desember 2023, secara keseluruhan, setidaknya 364 serangan terhadap layanan kesehatan telah tercatat di Gaza sejak 7 Oktober.
“Praktik kedokteran sedang diserang,” katanya.
Lebih dari 300 staf kementerian kesehatan dan petugas medis Gaza telah terbunuh sejak 7 Oktober, kata badan tersebut pada hari Rabu.