Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Setelah hampir dua tahun memberikan dukungan, Gedung Putih pada hari Senin (4/12) akhirnya mengakui bahwa dana bantuan pertahanan mereka untuk Ukraina sudah hampir habis.
Direktur anggaran Gedung Putih, Shalanda Young, mengatakan bahwa pemotongan dana dan aliran senjata akan membebani Ukraina di medan perang meningkatkan kemungkinan menangnya Rusia.
Dalam surat yang diedarkannya ke para pemimpin Kongres, pihak Gedung Putih juga memastikan bahwa sumber daya dan dana untuk membelikan Ukraina senjata akan segera habis pada akhir tahun ini dan tidak ada dana lain untuk menambalnya.
"Saya ingin memperjelas: tanpa tindakan kongres, pada akhir tahun ini kita akan kehabisan sumber daya untuk membeli lebih banyak senjata dan peralatan untuk Ukraina dan mengisi persediaan militer AS. Kita kehabisan uang dan hampir kehabisan waktu," tulis Young, dikutip Reuters.
Baca Juga: Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia di Ukraina Mengalami Pemadaman Listrik
Presiden AS, Joe Biden, pada bulan Oktober meminta Kongres untuk menyediakan dana hampir US$106 miliar. Dana itu akan dibagi untuk mendukung pertahanan Ukraina, Israel, dan memperkuat keamanan perbatasan AS sendiri.
Sayangnya, Partai Republik yang merupakan oposisi dan unggul jumlah di DPR menolak adanya paket bantuan tersebut.
Kongres telah menyetujui dana lebih dari US$110 miliar untuk Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Sejak Partai Republik mengambil alih DPR dari Demokrat pada bulan Januari, DPR belum menyetujui tambahan dana apa pun.
Young menambahkan, pada pertengahan bulan November, Departemen Pertahanan AS telah menggunakan 97% dari US$62,3 miliar dana tambahan yang diterima untuk membantu Ukraina dan sekutu lainnya.
Baca Juga: Konflik Mata Uang Memperburuk Perdagangan Minyak Rusia dengan Asia
Departemen Luar Negeri AS juga telah menggunakan seluruh dana bantuan militer sebesar US$4,7 miliar yang telah dialokasikan. Sekitar US$27,2 miliar dana bantuan ekonomi telah habis, begitu pula US$10 miliar bantuan kemanusiaan.
"Sekutu AS telah meningkatkan dukungan mereka terhadap Ukraina, namun dukungan Washington tidak dapat digantikan. Membantu Ukraina mencegah konflik yang lebih besar di kawasan yang dapat melibatkan NATO dan membahayakan pasukan AS serta menghalangi agresi di masa depan," pungkasnya.