Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) dan China kemungkinan bakal melakukan penandatanganan kesepakatan perdagangan fase satu di awal tahun depan.
"Kami mungkin akan menandatangani (kesepakatan) itu pada pekan depan atau berikutnya, kami hanya menunggu terjemahan," kata Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, dalam wawancara dengan Fox News, Senin (30/12), seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya, South China Morning Post melaporkan, Wakil Perdana Menteri China Liu He akan menyambangi Washington pekan ini untuk menandatangani perjanjian perdagangan fase satu dengan AS.
Baca Juga: Perang mereda, Wakil PM China terbang ke AS untuk teken kesepakatan dagang
"Washington telah mengirim undangan dan Beijing telah menerimanya," tulis South China Morning Post, Senin (30/12) mengutip sumber, seperti Reuters lansir.
South China Morning Post menyebutkan delegasi China pimpinan Liu He kemungkinan akan berada di AS selama beberapa hari, sampai pertengahan pekan depan.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, Washington dan Beijing bakal menandatangani pakta perdagangan fase satu pada awal Januari 2020. Sebab, perjanjian sepenuhnya telah selesai.
Mnuchin yang berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Washington, menyatakan, kesepakatan perdagangan sudah tertulis di atas kertas dan diterjemahkan. Sehingga, tidak akan ada negosiasi ulang lagi.
Baca Juga: Dolar AS keok, harga emas hari ini mendekati puncak tertinggi
"Kami akan melalui masalah teknis sekarang di mana lagi perjanjian sedang diterjemahkan," kata Mnuchin, 19 Desember lalu, seperti dikutip Reuters. "Saya tidak berharap ada perubahan. Kami akan menandatangani perjanjian pada awal Januari".
Mnuchin menyebutkan, fokusnya akan pada penerapan kesepakatan perdagangan fase pertama, yang menyerukan ekspor produk pertanian AS ke China naik dua kali lipat selama dua tahun ke depan.
Secara keseluruhan, Mnuchin mengatakan kepada CNBC, peningkatan pembelian China atas produk pertanian, manufaktur dan energi, serta layanan AS akan menyumbang sekitar 0,5% pertumbuhan ekonomi AS selama dua tahun ke depan.