Sumber: South China Morning Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Militer China kembali menggelar latihan militer pada Senin (11/10) di wilayah pantai yang berseberangan langsung dengan Taiwan. Melalui latihan ini, China bersiap untuk mengadang pasukan Taiwan.
Dilansir dari South China Morning Post, tentara China telah melakukan pendaratan di pantai dan latihan penyerangan di bagian Selatan Provinsi Fujian, yang berada tepat di seberang laut dari Taiwan.
Pada Selasa (12/10), militer China, melalui surat kabar PLA Daily, mengatakan, pihaknya merasa sangat yakin mampu menggagalkan semua campur tangan eksternal dan tindakan separatis terkait kemerdekaan Taiwan.
"Jika pasukan separatis Taiwan berani memisahkan Taiwan dari China dengan nama apa pun, dan dengan cara apa pun, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) akan dengan tegas menghancurkannya juga dengan cara apa pun," kata militer China.
Baca Juga: China sebut penyatuan dengan Taiwan amanat sejarah yang harus dipenuhi
Peringatan keras ini datang menyusul semakin aktifnya militer China di sekitar Taiwan. Pekan lalu, rekor kunjungan pesawat militer tercatat. Pada 4 Oktober lalu, sekitar 56 pesawat tempur China mendekati Taiwan dalam rangkaian latihan tempur.
Surat kabar militer China mengabarkan, latihan militer pada Senin melibatkan pasukan kejutan, tim pencari ranjau, dan pasukan ahli perahu.
Pasukan yang ikut serta dibagi ke dalam beberapa gelombang dengan misi untuk merebut wilayah pantai dan melakukan tugas militer lanjutan yang tidak dijelaskan secara perinci.
Selama akhir pekan lalu, Presiden China Xi Jinping terus menegaskan, China berharap agar Taiwan bisa bersatu kembali ke China daratan dengan cara yang damai. Xi juga menyebutkan, semua pihak yang menolak gagasan ini akan mendapat penolakan dari rakyat.
Baca Juga: Situasi memanas! Presiden Taiwan balas pernyataan Presiden China, ini katanya
Sebagai respons, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menolak keras gagasan tersebut. Tsai mengungkapkan, Taiwan dan China tidak boleh bersubordinasi satu sama lain.
Lebih lanjut, Tsai memastikan, Taiwan akan terus memperkuat pertahanannya untuk memastikan tidak ada yang bisa memaksa pulau itu untuk menerima jalan yang telah ditetapkan China yang tidak menawarkan kebebasan atau demokrasi.
Berbicara pada acara Hari Nasional, Tsai mengatakan, dia berharap untuk meredakan ketegangan di Selat Taiwan, dan menegaskan kembali bahwa Taiwan tidak akan "bertindak gegabah".
"Tapi seharusnya tidak ada ilusi bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan," katanya dalam pidato di luar kantor kepresidenan di pusat Taipei, Senin, seperti dikutip Reuters.
Selama ini, China selalu menawarkan model otonomi "satu negara, dua sistem" kepada Taiwan. Model ini juga digunakan oleh Hong Kong. Namun, semua partai besar Taiwan telah menolaknya, terutama setelah tindakan keras keamanan China baru-baru ini terjadi di Hong Kong.