Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TELANGANA. Lebih dari 350 orang dilaporkan meninggal dunia akibat gelombang angin panas yang menyapu India. Diprediksi, suhu dari angin tersebut mencapai 48 derajat celcius di sejumlah area.
Mayoritas dari mereka yang tewas berlokasi di negara bagian selatan Telangana dan Andhra Pradesh. Pada dua wilayah ini, lebih dari 140 orang yang tewas.
Sementara, suhu di Allahabad di Uttar Pradesh mencapai 48 derajat celcius. Sedangkan, tingkat suhu terus meningkat ke atas 44 derajat celcius di ibukota New Delhi.
Pemerintah India mengimbau agar warga tetap berada di dalam ruangan dan banyak minum.
Gelombang udara panas sudah dialami oleh dua negara bagian India sejak pertengahan April. Namun, mayoritas korban yang tewas terjadi sejak beberapa pekan terakhir.
Kantor berita Press Trust of India melaporkan, gelombang panas sudah menewaskan sekitar 186 orang di 10 distrik di negara bagian Telengana. Sejak Sabtu (23/5) kemarin, ada 58 orang yang sekarat.
Sedangkan di wilayah Andhra Pradesh, jumlah korban tewas meningkat menjadi 182 orang dan ada 87 orang yang meninggal sejak Sabtu akhir pekan lalu.
"Hampir seluruh korban yang tewas adalah orang tua... Kebanyakan dari mereka bekerja di luar ruangan dan terpapar panas secara langsung. Dehidrasi dan kepanasan menyebabkan kematian," jelas pejabat senior Telangana BR Meena.
Departemen Metrologi menjelaskan, kondisi panas ini sepertinya masih akan berlangsung beberapa hari ke depan. "Suhu panas ekstrem di Delhi belum akan menghilang dalam empat hari ke depan. Gelombang udara panas masih akan terus berlanjut," jelas departemen meteorologi.
Atas kejadian ini, taksi tanpa air conditioner dilarang beroperasi selama lima jam selama siang hari di Kolkata. Kebijakan ini diberlakukan menyusul tewasnya dua supir taksi akibat kepanasan.