Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak Januari 2025 terancam runtuh, menyusul rencana sepihak Israel untuk mengubah isi kesepakatan.
Pada bulan Januari, Hamas dan Israel, yang dimediasi oleh AS, Qatar, dan Arab Saudi, menyetujui tiga fase kesepakatan senjata di Gaza.
Fase pertama dimulai pada 19 Januari dan berlaku selama enam minggu. Fase pertama ini Hamas membebaskan 25 sandera Israel yang masih hidup dan delapan jenazah sandera yang meninggal.
Di kubu lain, Israel membebaskan hampir 2.000 sandera Palestina.
Pasukan Israel pun mulai mundur dari sebagian besar wilayah Gaza dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: Israel Blokir Bantuan ke Gaza di Tengah Kebuntuan Gencatan Senjata
Gencatan Senjata Gaza Fase Kedua
Israel pekan ini mengumumkan rencana gencatan senjata baru yang dirancang oleh AS. Israel juga akan memaksa Hamas untuk menerimanya dengan memberlakukan pengepungan di Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut rencana baru ini sebagai "Proposal Witkoff", dengan mengklaim bahwa usulan itu datang dari utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff.
Proposal Witkoff muncul di akhir penerapan fase pertama gencatan senjata Gaza, ketika aturan fase kedua masih belum disepakati.
Mengutip AP News, Proposal Witkoff berisi perintah kepada Hamas untuk membebaskan setengah dari sandera yang tersisa sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata.
Sayangnya, proposal tersebut tidak menyebutkan pembebasan lebih banyak tahanan Palestina.
Baca Juga: Israel Setuju Gencatan Senjata Sementara di Gaza Selama Puasa & Paskah, Ini Syaratnya
Israel Berpeluang Kembali Menyerang Gaza
Menyusul kabar tersebut, pada 2 Maret lalu Israel menghentikan semua pasokan makanan, bahan bakar, obat-obatan dan pasokan lainnya untuk penduduk Gaza. Hal ini dilakukan agar Hamas mau menuruti rincian yang ada di dalam proposal baru.
Hamas menuduh Israel berusaha menyabotase kesepakatan gencatan senjata yang telah dibicarakan.
Sebelumnya, kesepakatan mengharuskan kedua pihak untuk merundingkan pengembalian sandera yang tersisa dengan imbalan lebih banyak tahanan Palestina, penarikan penuh Israel dari Gaza, dan gencatan senjata jangka panjang.
Jika kesepakatan tidak segera tercapai, langkah terakhir yang akan diambil Israel adalah kembali menyerang Gaza dan mencapai tujuan utamanya, yakni memusnahkan Hamas.
Tonton: Uni Eropa: Warga Gaza Harus Kembali ke Rumah dengan Bermartabat