Sumber: foxnews | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush, dikabarkan tidak akan mengungkapkan pilihannya atau memberikan dukungan kepada salah satu kandidat di pemilihan presiden 2024.
Hal ini disampaikan oleh kantor mantan presiden dalam sebuah wawancara dengan NBC News, di mana disebutkan bahwa Bush tidak terlibat lagi dalam politik presiden sejak beberapa tahun terakhir. Juru bicara Bush menyatakan bahwa baik Bush maupun mantan Ibu Negara Laura Bush tidak berniat untuk mendukung salah satu kandidat secara terbuka.
Bush yang sebelumnya sempat memberikan dukungan kepada calon dari Partai Republik di masa lalu, kini memilih untuk bersikap netral. Pada tahun 2008, ia mendukung Senator John McCain yang bersaing melawan Barack Obama, dan pada tahun 2012 ia juga memberikan dukungannya kepada Mitt Romney.
Namun, pandangannya tentang politik presiden mulai berubah sejak munculnya Donald Trump di panggung politik pada tahun 2016.
Baca Juga: Donald Trump Ancam Berlakukan Tarif 100% pada Negara-Negara yang Tinggalkan Dolar AS
Alasan di Balik Keputusan Bush
Keputusan Bush untuk tidak terlibat dalam politik presiden, khususnya di pemilihan kali ini, diperkirakan terkait dengan pandangannya terhadap mantan Presiden Donald Trump. Sejak kampanye 2016, Bush menghindari berkomentar langsung mengenai Trump dan lebih fokus mendukung senator-senator dari Partai Republik daripada kandidat presiden.
Dalam pemilihan 2016, Bush dan istrinya bahkan tidak memilih kandidat dari partai besar manapun, yang mengindikasikan ketidaksenangan mereka terhadap opsi yang ada pada waktu itu.
Meskipun demikian, Bush tetap terlibat dalam beberapa peristiwa politik, termasuk memberikan dukungan kepada tokoh-tokoh tertentu, namun ia tampaknya ingin menjauh dari keterlibatan aktif dalam pemilihan presiden sejak akhir masa jabatannya.
Respon Donald Trump terhadap Dukungan Dick Cheney kepada Kamala Harris
Berita mengenai sikap Bush muncul hanya sehari setelah mantan Wakil Presiden AS, Dick Cheney, mengumumkan dukungannya kepada kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris, yang merupakan Wakil Presiden AS saat ini.
Cheney menyampaikan kritik tajam terhadap Trump, menyebutnya sebagai ancaman terbesar bagi republik Amerika dalam sejarah 248 tahun negara itu. Ia menuduh Trump berusaha mencuri pemilihan sebelumnya dengan kekerasan dan kebohongan, serta memperingatkan bahwa Trump tidak boleh lagi diberikan kekuasaan.
Baca Juga: Ungguli Trump, Harris Kantongi Dana Kampanye US$ 404 juta
Trump, tidak tinggal diam terhadap kritik Cheney, dan merespons dengan menyebut Cheney sebagai "RINO yang tidak relevan" dalam sebuah postingan di platform Truth Social, istilah yang sering digunakan Trump untuk menyebut para Republikan yang menurutnya tidak cukup setia pada partai.
Di sisi lain, Wakil Presiden Kamala Harris merasa terhormat dengan dukungan dari Cheney. Dalam sebuah wawancara dengan wartawan, Harris menyatakan bahwa dukungan Cheney adalah pengakuan atas kecintaan mereka terhadap Amerika Serikat, serta mengingatkan bahwa mereka memiliki lebih banyak persamaan daripada perbedaan dalam hal ini.
Perubahan Sikap Bush terhadap Donald Trump
Sikap Bush yang tidak secara langsung menanggapi Trump menunjukkan pergeseran besar dalam pandangan politiknya. Di masa lalu, Bush pernah memberikan dukungan kepada kandidat presiden dari Partai Republik, namun kehadiran Trump tampaknya telah mengubah cara pandangnya.
Pada pemilu 2020, Bush bahkan mengungkapkan bahwa ia menulis nama mantan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice sebagai pilihan di surat suara, menunjukkan bahwa ia tidak mendukung kandidat dari dua partai besar, baik Trump maupun Joe Biden.
Baca Juga: Usulan Pajak Kamala Harris, Goldman Sachs Sebut Bisa Pangkas Laba Perusahaan
Dengan keputusan Bush untuk tetap diam di pemilihan presiden 2024, mantan presiden ini menegaskan posisinya yang netral di tengah perpecahan yang terjadi dalam Partai Republik dan antara pendukung Trump dan para penentangnya.
Pendekatan Bush yang lebih diam ini menunjukkan keinginannya untuk menjauhkan diri dari dinamika politik yang semakin memanas di AS, sementara tokoh-tokoh lain dari Partai Republik seperti Cheney semakin terang-terangan menyuarakan pandangan mereka.