Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korea Utara menggembar-gemborkan uji coba misilnya baru-baru ini pada hari Selasa (8/2/2022).
Melansir Reuters, Korea Utara mengatakan, senjata nuklir dan rudalnya bisa mencapai AS dan mengguncang dunia. Ini menjadikan Korea Utara sebagai satu-satunya negara yang menentang Amerika Serikat.
Terlepas dari larangan uji coba rudal balistik oleh Dewan Keamanan PBB, Januari merupakan bulan rekor bagi Korea Utara dengan setidaknya tujuh peluncuran rudal, termasuk tipe baru "rudal hipersonik" yang mampu bermanuver dengan kecepatan tinggi.
Di antara tes tersebut adalah penembakan pertama rudal jarak menengah, yang mampu menyerang wilayah AS di Samudra Pasifik.
Baca Juga: PBB: Korea Utara Mendanai Senjata dengan Kripto Curian
Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan serangkaian tesnya adalah "pencapaian luar biasa" yang memperkuat "pencegahan perang" Korea Utara.
"Di dunia saat ini, di mana banyak negara membuang waktu berurusan dengan AS dengan kepatuhan yang membabi buta, hanya negara kita di planet ini yang dapat mengguncang dunia dengan menembakkan rudal ke daratan AS dalam jangkauannya," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Utara, seperti yang dilaporkan Reuters.
"Ada lebih dari 200 negara di dunia, tetapi hanya sedikit yang memiliki bom hidrogen, rudal balistik antarbenua, dan rudal hipersonik," tambah pernyataan tersebut.
Baca Juga: PBB: Gencar Lakukan Serangan Siber ke Platform Kripto, Korea Utara Panen Duit Banyak
Saat dimintai pernyataan terkait hal ini, Departemen Luar Negeri AS mengulangi posisinya bahwa mereka tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara dan mendesak negara tersebut untuk kembali berdialog.
Tetapi pembicaraan untuk membujuk Pyongyang untuk menyerah atau membatasi persenjataannya dengan imbalan keringanan sanksi telah terhenti sejak 2019.
"Tujuan kami tetap, yakni denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea. DPRK merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional dan rezim nonproliferasi global. AS memiliki kepentingan vital dalam menghalangi DPRK, mempertahankan diri dari provokasi atau penggunaan kekuatannya, membatasi jangkauan program senjatanya yang paling berbahaya, dan di atas segalanya, menjaga rakyat Amerika, pasukan kami yang dikerahkan, dan sekutu kami agar tetap aman," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.