Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Wabah virus corona baru sudah memicu lonjakan besar-besaran dalam permintaan masker pelindung. Produsen masker pun kebanjiran pesanan, sementara toko-toko kehabisan stok.
Virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China, sudah menewaskan 231 orang dan menginfeksi lebih dari 9.700 lainnya. Ini menyebar melalui tetesan air dari batuk dan bersin.
Melansir Reuters, ketakutan akan infeksi membuat orang bergegas ke apotek. Di distrik Kowloon, Hong Kong, warga yang gelisah mengantre selama tujuh jam pada Kamis (30/1) hanya untuk membeli masker karena banyak toko kehabisan stok.
Baca Juga: Gawat darurat: Virus corona sudah menyebar ke 21 negara, inilah daftarnya
Alhasil, produsen masker pun meningkatkan produksi, dengan beberapa pabrik beroperasi 24 jam penuh. "Kami sedang mempertimbangkan peningkatan shift dari dua menjadi tiga untuk memenuhi permintaan, tetapi kapasitas terbatas," kata seorang pejabat Kukje Pharma Co.
Perusahaan pembuat masker asal Korea Selatan itu menerima banyak pesanan untuk puluhan juta penutup mulut dan hidung itu sejak 24 Januari lalu.
Di China, CMmask, pembuat masker yang memasok 30% pasar domestik, menerima pesanan harian mencapai 5 juta lembar. Angka ini melonjak lebih dari 10 kali lipat dari hari biasa sebelum virus corona baru mewabah.
Baca Juga: Naik Level 4: Pemerintah AS melarang warganya pergi ke China
Hu Qinghui, Deputy General Manager CMmask, mengatakan, persediaan lebih dari 10 juta masker sudah habis pekan lalu. Perusahaan memulai produksi lagi setelah liburan Imlek dan memanggil lebih dari 130 pekerja dengan tawaran melipatgandakan upah mereka.
"Semuanya sangat tak terduga. Kami benar-benar mengalami tahun yang sulit pada 2019 karena permintaan yang lemah akibat kualitas udara semakin baik di seluruh negeri," kata Hu kepada Reuters.
Namun, seorang pejabat Kementerian Perindustrian China mengatakan kepada surat kabar People's Daily, baru 40% dari pabrik masker China, yang memasok setengah dari permintaan global, memulai kembali produksi.
Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 9.720, tewas 213, sembuh 171 (31/1 - 07:38 WIB)
Di saat pasokan global berkurang, Pardam, produsen masker asal Republik Cek, kebanjiran pesanan dari Asia dan Eropa yang meningkat tajam. "Kami benar-benar sudah menjual habis semua persedian," ujar Spesialis R&D Perdam Jana Ruzickova kepada Reuters.
"Sekarang kami mencoba yang terbaik untuk meningkatkan produksi," imbuh Ruzickova. "Permintaan meningkat dalam empat hari terakhir mencapai 57.000%. Jumlah ini tidak bisa dipenuhi, bahkan oleh perusahaan besar mana pun di dunia".
Di Turki, Erol Memis dari Era Respiratory Masks, produsen masker asal Turki, mengungkapkan, perusahaannya telah berproduksi sepanjang waktu sejak menerima pesanan pertama dari China pada Kamis (31/1).
Baca Juga: Akhirnya, WHO umumkan kondisi darurat global penyebaran virus corona!
Era Respiratory Mask juga menerima permintaan dari Swiss, Prancis, Belgia, Georgia, Armenia, dan Mesir. "Tidak mungkin bagi kami untuk memenuhi setiap permintaan," sebut Memis kepada Reuters.
Stok yang terbatas membuat Pemerintah Taiwan mengumumkan larangan satu bulan untuk ekspor masker spesialis. Sementara jaringan supermarket terbesar di Singapura, NTUC Fairprice, membatasi pembelian masker.
Tapi, di tengah kecemasan yang meningkat terhadap virus ada saja pedagang nakal yang mengerek harga berlipat-lipat. Di Cina, sebuah toko obat Beijing didenda 3 juta yuan (US$ 435.000) karena menaikan harga masker hampir enam kali lipat.
Baca Juga: Lagi, Singapura dan Malaysia mengonfirmasi kasus baru virus corona
Lonjakan permintaan memberikan dorongan besar untuk saham pembuat masker. Saham Kawamoto Corp dari Jepang naik hampir enam kali lipat ke rekor tertinggi. Di Korea Selatan, harga saham Kukje dan Monalisa Co Ltd masing-masing melejit 58% dan 86%.