kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Goldman dan Google aktif di bisnis blockchain


Kamis, 19 Oktober 2017 / 12:38 WIB
Goldman dan Google aktif di bisnis blockchain


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Goldman Sachs Group Inc dan Google masuk dalam jajaran investor yang aktif membenamkan duit di bisnis blockchain (data terintegasi). Perusahaan global dunia bertaruh, blockchain bakal semakin merambah sektor bisnis dalam beberapa waktu ke depan.

Menurut laporan tim riset teknologi analis CB Insights, seperti diberitakan Bloomberg, Selasa (17/10), Goldman merupakan investor korporasi kelima terbesar, yang aktif menginvestasikan dana ke bisnis blockchain. Investasi Goldman dimulai sejak 2012 pada empat perusahaan.

Mereka itu diantaranya adalah Digital Asset Holdings, yang membangun bisnis pembuatan perangkat lunak blockchain. Selanjutnya adalah perusahaan pembayaran Circle dan Axoni. Kedua perusahaan ini menyediakan infrastruktur blockchain di pasar modal.

Sementara Alphabet Inc, Google berada di posisi kedua sebagai perusahaan teraktif berinvestasi pada blockchain. Perusahaan ini membenamkan investasi pada enam perusahaan, diantaranya Storj, perusahaan penyimpan data.

Ada pula LedgerX dan Veem. LedgerX merupakan platform perdagangan derivatif cryptocurrency. Sedangkan Veem merupakan merchant service.

Adapun di urutan pertama investor teraktif di blockchain adalah SBI Holdings Inc, perusahaan modal ventura dan broker asal Jepang. SBI Holdings membenamkan investasinya pada enam perusahaan Blockchain, diantaranya adalah Kraken dan Ripple.

Sedangkan di posisi ketiga dan keempat investor korporasi blockchain terbesar masing-masing ditempati Overstock,com Inc dan Citigroup Inc.

Penentang bermunculan

Teknologi blockchain kini menjamur disektor jasa keuangan. Sebab, teknologi ini sangat membantu bisnis jasa transfer uang. Asal tahu saja, 10 bank terbesar di Amerika Serikat (AS) berdasarkan aset kini sudah terlibat di blockchain, dengan membenamkan investasi senilai US$ 267 juta pada enam perusahaan blockchain dan satu konsorsium.

Sebut saja misalnya Morgan Stanley. Chief Executive Officer (CEO) Morgan Stanley, James Gorman mengatakan, Bitcoin lebih dari sekadar tren sesaat. Seperti dilansir CNBC, untuk saat ini, Morgan Stanley cenderung lebih fokus pada aplikasi potensial blockchain, teknologi di balik Bitcoin yang menghilangkan kebutuhan perantara pihak ketiga untuk bertransaksi uang.

Disisi lain, sejumlah pemerintahan mempersempit ruang gerak blockchain, diantaranya adalah Korea Selatan dan China. Belum lagi kecaman keras CEO JPMorgan Chase & Co, Jamie Dimon. Beberapa waktu lalu, Dimon terang-terangan menentang Bitcoin. Ia menyebut mata uang digital tersebut menimbulkan kecurangan alias fraud, yang tidak akan berakhir dengan baik. Investor lain yang cukup punya nama yakni Howard Marks malah membandingkan Bitcoin dengan investasi skema piramida.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×