Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
SINGAPURA/HONG KONG. Di tengah ancaman krisis global yang terus mengintai bursa investasi, Goldman Sachs Group Inc menyarankan investor agar mulai membenamkan dananya ke pasar saham China. Ekonomi bangsa tersebut diyakini mulai tumbuh pada kuartal mendatang.
Indikasi itu terbaca melalui kebijakan otoritas China yang melonggarkan pemberian kredit dan janjinya membantu perusahaan kecil.
"Kami merekomendasikan posisi long terhadap ekuitas China," tutur Goldman dalam riset yang diberikan pada kliennya. Menurut Goldman, pasar siap melakukan pergeseran harga saham menyesuaikan kebijakan yang dibuat.
Bukti tersebut terlihat pada saham-saham perusahaan Hong Kong yang listing di bursa Shanghai. Saham melonjak hingga 18% setelah pemerintah memastikan diri akan membantu sektor cilik.
Goldman mengakui, China sempat terguncang krisis global beberapa bulan terakhir. Data Biro Statistik Nasional China melaporkan pertumbuhan manufaktur China melambat bulan lalu.
"Namun, perlambatan tersebut tetap ringan, kami berharap pertumbuhan berlanjut pada kuartal selanjutnya," jelas Goldman. Purchasing Managers Index yang dirilis terakhir juga memunculkan spekulasi berakhirnya kampanye China dalam memerangi inflasi dua tahun terakhir dan pertanda ekonomi akan tumbuh.
Kredit naik
Indikasi tumbuhnya perekonomian China juga terlihat dari meningkatnya jumlah pinjaman yang diberikan. Analis Sun Mingchun meramalkan, pinjaman baru pada bulan ini dan selanjutnya bisa mencapai 600 miliar yuan atau US$ 94 miliar, naik dari September 2011 yaitu 470 miliar yuan.
Bahkan, Industrial & Commercial Bank of China Ltd yang merupakan bank nasional terbesar China melaporkan, pinjaman bagi perusahaan kecil telah melonjak 37% dalam sembilan bulan pertama seiring dengan kebijakan pemerintah yang ingin menggenjot laju perekonomian.
Wakil Ketua Komisi Regulator Perbankan China, Zhou Mubing pada 3 November lalu menyatakan perbankan juga harus memiliki komitmen tinggi untuk mengurangi gagal bayar yang bisa mengganggu stabilitas ekonomi China.
Hasil tengah prediksi ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi inflasi China akan turun menjadi 5,4% di Oktober dari 6,1% pada September.
Saham China jatuh cukup dalam tahun ini setelah bank sentral menaikkan suku bunga tiga kali dan menaikkan rasio cadangan perbankan dengan tujuan mengekang pertumbuhan kredit demi menjinakkan inflasi.