kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Grab Singapura Tunda Perubahan Skema Insentif, Pengemudi Desak Kenaikan Tarif Dasar


Kamis, 26 Juni 2025 / 11:09 WIB
Grab Singapura Tunda Perubahan Skema Insentif, Pengemudi Desak Kenaikan Tarif Dasar
ILUSTRASI. Grab Singapura memutuskan menunda rencana perubahan skema insentif bagi pengemudi mereka setelah mendapat masukan dari para mitra pengemudi dan Asosiasi Kendaraan Sewa Pribadi Nasional (National Private Hire Vehicles Association/NPHVA), demikian disampaikan dalam pernyataan bersama pada Rabu (25 Juni).. REUTERS/Edgar Su/File Photo


Sumber: Channel News Asia | Editor: Yudho Winarto

Beberapa pengemudi yang diwawancarai CNA menyampaikan kekhawatiran serupa.

Yeo, seorang pengemudi penuh waktu, mengatakan perubahan yang diusulkan lebih buruk dibanding skema saat ini karena tidak mudah untuk mendapatkan slot waktu di streak zones, sehingga berpotensi mengurangi penghasilan.

Sementara itu, Dan Lim, pengemudi malam hari dari pukul 19.00 hingga 06.00, menyebut skema baru tidak adil bagi mereka yang bekerja di luar jam sibuk.

“Pengemudi malam harus diperlakukan adil, apalagi kami sering harus menempuh jarak jauh untuk menjemput penumpang, tetapi hanya mengantar ke tempat dekat,” katanya.

Ia mengaku hanya memperoleh keuntungan bersih sekitar S$50 (Rp 600.000) per malam.

“Kebanyakan insentif hanya menguntungkan pengemudi siang,” tambahnya.

Baca Juga: Bos Grab Indonesia Ungkap Pendapatan Driver Ojek Online Sentuh Rp 6,8 Juta

Sejumlah pengemudi lainnya menyarankan agar Grab lebih fokus pada kenaikan tarif dasar ketimbang skema insentif yang dianggap seperti “permainan” yang mendorong pengemudi bekerja lebih keras.

Andy Lim, pengemudi Grab selama delapan tahun, menyebut insentif yang ditawarkan tidak banyak berpengaruh bagi penghasilannya.

Agar memenuhi syarat mendapatkan Streak Bonus, pengemudi harus menerima semua pesanan secara otomatis yang kadang tak sepadan jika lokasi penjemputan terlalu jauh.

“Ada tarif yang sangat rendah sampai rasanya seperti dibayar tidak layak,” katanya, menambahkan bahwa ia pernah hanya mendapat S$12 untuk perjalanan satu jam.

“Kalau dihitung dengan biaya sewa dan bensin, saya cuma untung S$8. Mending kerja lain di luar,” ujarnya.

Sementara itu, Tan pengemudi penuh waktu yang baru dua bulan bergabung dengan Grab menyebut banyak pengemudi menyerukan kenaikan tarif dasar karena skema insentif membuat mereka merasa tertekan.

Baca Juga: Dicecar Otoritas Bursa AS, Grab Holding Buka Suara Soal Rumor Merger dengan GOTO

“Kami menukar waktu dengan uang. Ini perjuangan berat antara memenuhi kebutuhan, menjaga kesehatan, dan punya waktu untuk keluarga,” kata Tan.

Sebagai pengemudi baru, ia mengakui dorongan untuk mengambil “satu perjalanan lagi” sangat besar. Namun, ketika kelelahan datang, risiko keselamatan meningkat.

Meski begitu, kekhawatiran soal target pendapatan tetap menghantui.

“Contohnya hari ini saya kurang S$80 dan besok pagi harus antar anak ke kamp jam 9. Saya harus cari cara untuk mengejar kekurangannya—kadang memang tidak bisa,” ujarnya.

“Kebebasan waktu sebagai pengemudi sewa pribadi itu ilusi. Saya masih beruntung bisa pakai mobil orang tua, tapi lebih berat bagi yang harus menyewa,” pungkasnya.

Selanjutnya: Dolar AS Melemah ke Level Terendah Baru, Trump Dinilai Ancam Kredibilitas The Fed

Menarik Dibaca: Rekomendasi 6 Film Vietnam di Netflix dari Horor sampai Romantis


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×