Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - RIO DE JANEIRO. Vale Base Metals resmi mengoperasikan tungku nikel baru di kompleks Onca Puma, Brasil utara.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi nominal fasilitas tersebut hingga 60% sekaligus menekan biaya produksi.
CEO Vale Base Metals Shaun Usmar mengatakan, tungku baru ini akan membantu perusahaan menghadapi tekanan harga nikel global yang masih rendah akibat kelebihan pasokan dari Indonesia.
Baca Juga: Tambang Nikel Ancam Sektor Pariwisata dan Ekonomi Raja Ampat
"Dengan ekspansi ini, kami berada pada posisi yang sangat kuat ketika pasar pulih. Proyek ini juga akan memberikan arus kas yang cukup sehat," ujar Usmar kepada Reuters, Selasa (30/9/2025).
Dengan tambahan tungku tersebut, kapasitas produksi Onca Puma diperkirakan meningkat menjadi 40.000 ton nikel per tahun.
Secara global, Vale Base Metals menargetkan produksi nikel 160.000–175.000 ton pada 2025, dan dengan dukungan Onca Puma serta tambang Voisey’s Bay di Kanada, output diproyeksikan menembus 210.000–250.000 ton pada 2030.
Pembangunan tungku kedua Onca Puma membutuhkan waktu tiga tahun dengan nilai investasi sekitar US$480 juta, lebih rendah dibandingkan estimasi awal sebesar US$555 juta.
Baca Juga: Harga Nikel Berfluktuasi, Simak Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO)
Vale Base Metals dimiliki mayoritas oleh raksasa pertambangan Vale Brasil, sementara 10% sahamnya dikuasai Manara Minerals—perusahaan patungan antara Ma’aden (Saudi Arabia Mining Company) dan Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi.
Usmar menegaskan, perusahaan akan terus menambah investasi di Brasil guna memperluas portofolio mineral kritis dan memperkuat posisi di pasar global.