Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga beras ekspor Thailand jatuh ke level terendah dalam hampir 18 tahun pada pekan ini, seiring melimpahnya pasokan global dan lemahnya permintaan.
Tren serupa juga terjadi di India, di mana harga beras turun ke posisi terendah dalam lebih dari sembilan tahun.
Pedagang di Bangkok melaporkan harga beras 5% patah dari Thailand kini berada di kisaran US$340 per ton, turun dari US$345 pekan lalu level terendah sejak November 2007.
Baca Juga: BPS: Harga Beras Turun per September 2025, Catat Deflasi 0,13%
“Pasokan sangat kuat tahun ini berkat curah hujan yang baik di seluruh negara produsen. Namun harga tidak akan naik karena pembeli hanya membeli sesuai kebutuhan,” ujar salah satu pedagang.
Penguatan nilai tukar baht turut menekan ekspor beras Thailand. “Jika baht melemah, ekspor bisa terbantu,” tambahnya.
Di India, harga beras 5% patah parboiled juga turun ke kisaran US$340–US$345 per ton, terendah sejak pertengahan 2016.
Harga itu turun dari pekan lalu yang masih di kisaran US$358–US$365 per ton. Sementara beras putih 5% patah India kini dibanderol US$360–US$370 per ton.
Baca Juga: Harga Pangan Campur Aduk, Bapanas Pastikan Stok Beras Aman
“Negara-negara eksportir tengah bersaing ketat memperebutkan pangsa pasar, sehingga pembeli memiliki posisi tawar yang lebih kuat,” kata seorang eksportir di Kolkata. Melemahnya nilai tukar rupee yang mendekati rekor terendah juga menambah tekanan terhadap harga.
Sementara itu, harga beras 5% patah Vietnam stabil di kisaran US$440–US$465 per ton, menurut Asosiasi Pangan Vietnam.
Namun, aktivitas perdagangan masih lesu karena Filipina—salah satu pembeli terbesar Vietnam—masih menangguhkan impor.
Data pemerintah Vietnam menunjukkan ekspor beras pada September mencapai 483.000 ton, turun 41,3% dibanding bulan yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Harga Beras Thailand Anjlok ke Level Terendah 9 Tahun, India Stabil di Posisi Rendah
Sepanjang Januari–September 2025, ekspor beras Vietnam turun 1,6% menjadi 6,9 juta ton, dengan nilai US$3,5 miliar.
Di sisi lain, Bangladesh menyetujui pembelian 50.000 ton beras India seharga US$359,77 per ton melalui tender internasional.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya negara tersebut menstabilkan harga pangan domestik di tengah volatilitas pasar gandum dan beras global.