Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas menyentuh rekor tertinggi pada hari Senin (1/4) setelah data menunjukkan bahwa inflasi Amerika Serikat (AS) melambat pada bulan Februari. Hal itu, meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada bulan Juni.
Senin (1/4) pukul 08.30 WIB, harga emas spot naik 1% menjadi US$ 2.255,39 per ons troi. Emas batangan mencapai rekor tertinggi di level US$ 2.256,09 per ons troi di awal sesi.
Sejalan, harga emas berjangka AS melonjak 1,7% menjadi US$ 2.275,7 per ons troi.
Di sisi lain, dolar AS turun 0,1% terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Data inflasi AS terbaru “sesuai dengan apa yang ingin kami lihat,” kata Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Jumat.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 5.000 Menjadi Rp 1.254.000 Per Gram Pada Hari Ini (1/4)
Sementara itu, harga minyak AS melemah pada bulan Februari dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,3% untuk bulan Februari, Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan mengatakan pada hari Jumat.
Para pedagang memperkirakan kemungkinan 69% bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan Juni, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan.
Aktivitas manufaktur China meningkat untuk pertama kalinya dalam enam bulan pada bulan Maret, sehingga memberikan keringanan bagi para pembuat kebijakan bahkan ketika krisis di sektor properti masih menjadi hambatan terhadap perekonomian dan kepercayaan diri.
Sementara itu, serangan Israel menewaskan 77 warga Palestina di Gaza dalam 24 jam terakhir, kata otoritas kesehatan pada hari Minggu.
Nornickel dari Rusia, produsen paladium terbesar di dunia, mengatakan pada hari Jumat bahwa beberapa klien di Uni Eropa telah menolak untuk membeli produk yang dibuat dengan logam Rusia.