Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas menguat, didukung oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya ketidakpastian atas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump menjelang batas waktu 9 Juli, mendorong investor menuju aset safe haven.
Selasa (1/7) pukul 10.15 WIB, harga emas spot naik 0,4% pada US$ 3.315,26 per ons troi. Sementara, harga emas berjangka menguat 0,6% menjadi US$ 3.326,5 per ons troi.
"Dolar AS yang lebih lemah dan kekhawatiran tentang dampak jika batas waktu tarif Trump tidak diperpanjang mendukung emas saat ini," kata Nicholas Frappell, kepala pasar institusional global di ABC Refinery.
Indeks dolar AS turun 0,1% ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun, membuat emas batangan lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
Sentimen harga emas datang setelah Trump menyatakan frustrasi dengan negosiasi perdagangan AS-Jepang karena Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan bahwa negara lain dapat diberi tahu tentang tarif yang jauh lebih tinggi, karena batas waktu 9 Juli semakin dekat meskipun negosiasi dengan itikad baik.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Naik ke Level US$ 3.312,25 Selasa (1/7) Pagi
Sementara itu, Trump terus menekan Federal Reserve untuk melonggarkan kebijakan moneter, mengirimkan kepada Ketua Fed Jerome Powell daftar suku bunga bank sentral global, yang diberi anotasi dengan komentar tulisan tangan yang mengatakan suku bunga AS harus berada di antara suku bunga Jepang yang berada di level 0,5% dan Denmark di 1,75%.
"Saya pikir (seruan Trump untuk menurunkan suku bunga) juga berdampak pada pasar meskipun saya agak terkejut bahwa pasar begitu optimis tentang pemotongan suku bunga," kata Frappell.
Bessent mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menggunakan kekosongan Dewan Gubernur Fed berikutnya yang diharapkan pada awal 2026 untuk menunjuk pengganti Powell.
Investor memantau dengan saksama serangkaian laporan pasar tenaga kerja AS dalam minggu perdagangan yang dipersingkat karena liburan ini, yang berpuncak pada data penggajian pemerintah pada hari Kamis, untuk mendapatkan wawasan tentang arah kebijakan moneter Fed.
Pasar saat ini mengantisipasi pemotongan suku bunga sebesar 67 basis poin yang dimulai pada bulan September.