Sumber: NBC News | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Harga emas minggu ini menembus batas US$ 4.000 per ons untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Mengutip NBC News, logam mulia ini terus menguat sepanjang tahun karena investor mencari “safe haven” untuk melindungi aset mereka di tengah ketidakpastian perdagangan dan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global.
Faktor lain yang ikut memicu kecemasan pasar adalah melemahnya pasar tenaga kerja AS, kenaikan inflasi, dan kini penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) yang sudah memasuki minggu kedua.
Pemerintah di seluruh dunia juga menghadapi tekanan fiskal yang meningkat. Sementara itu, serangan Presiden Donald Trump terhadap bank sentral AS (Federal Reserve) membuat sebagian investor kehilangan kepercayaan terhadap keamanan obligasi AS (U.S. Treasuries).
“US$ 4.000 adalah terobosan historis bagi emas,” tulis analis dari ING pada Kamis. “Harga emas selalu mencerminkan tekanan ekonomi dan politik global — dan biasanya melonjak pada masa ketidakpastian tinggi.”
Mereka mencatat bahwa selama krisis keuangan global 2007–2008, harga emas melonjak menembus US$ 1.000; selama pandemi, emas naik ke US$ 2.000; dan pada awal tahun ini, ketika Trump meluncurkan rencana tarif global agresifnya, harga emas menembus US$ 3.000.
Baca Juga: Harga Emas Tembus Lagi US$ 4.000, Terkerek Kekhawatiran Tarif Baru AS terhadap China
Dan kini, reli emas terus berlanjut. Dalam setahun terakhir, harga emas naik hampir 50%, bahkan ketika pasar saham — yang lebih berisiko — mencetak rekor tertinggi.
Salah satu pendorong utama reli ini datang dari investor ritel.
Produk investasi emas paling populer, exchange-traded fund (ETF) dengan kode GLD, telah menerima arus dana lebih dari US$ 35 miliar sepanjang tahun ini — rekor tertinggi sepanjang masa menurut State Street, pengelola ETF tersebut. Rekor sebelumnya tercatat US$29 miliar pada tahun 2020.
ETF emas menjadi pilihan populer karena memungkinkan investor membeli fraksi kepemilikan emas fisik dengan harga lebih rendah daripada satu batang emas penuh. Setiap unit ETF GLD mewakili sebagian kecil kepemilikan atas emas batangan yang disimpan secara fisik di brankas keamanan tinggi milik JPMorgan dan HSBC di London dan New York.
Demam emas juga menjangkiti pasar ritel.
Eksekutif Costco mengatakan dalam panggilan kinerja 25 September bahwa penjualan emas batangan membantu mendorong pertumbuhan e-commerce mereka. Penjualan emas di jaringan ritel grosir tersebut naik dua digit pada kuartal yang berakhir 31 Agustus.
Baca Juga: Harga Emas Menuju Kenaikan Delapan Pekan, Didorong Kuatnya Permintaan Safe Haven
Selain faktor permintaan, melemahnya dolar AS juga turut mengerek harga emas.
Indeks dolar — yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lain seperti pound, euro, dan yen — telah turun sekitar 9% tahun ini, membuat emas menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri dan mendorong harga globalnya naik lebih tinggi.