Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas naik setelah mencapai level terendah dua minggu, didukung oleh imbal hasil Treasury AS yang lebih rendah. Investor menunggu pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan para pemimpin Eropa untuk membahas kesepakatan damai dengan Rusia.
Mengutip Reuters, Senin (18/8/2025), harga emas spot naik 0,3% menjadi US$ 3.345,64 per ons pada pukul 01.56 GMT hari Senin, setelah mencapai level terendah sejak 1 Agustus.
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 0,3% menjadi US$ 3.391,80.
"Harga emas melemah di awal perdagangan, tetapi mampu berbalik arah dengan pembeli yang menaikkan harga ke sekitar level US$ 3.330 sebagai aksi jual. Imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi sebagian keuntungan hari Jumat yang juga membantu meringankan harga emas," kata Tim Waterer, kepala analis pasar di KCM Trade.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Stabil Senin (18/8) Pagi, Pasar Pantau Pertemuan Trump–Zelenskiy
Para pemimpin Eropa akan bergabung dengan Zelenskiy untuk berdiskusi dengan Trump.
Rusia akan menyerahkan sebagian kecil wilayah Ukraina yang diduduki dan Kyiv akan menyerahkan sebagian besar wilayah timurnya yang tidak dapat direbut Moskow, berdasarkan proposal perdamaian yang dibahas oleh Vladimir Putin dari Rusia dan Trump pada pertemuan puncak mereka di Alaska, menurut sumber yang mengetahui pemikiran Moskow.
"Kami melihat pergerakan terbatas di kedua arah menjelang beberapa pertemuan yang mungkin ramai di Gedung Putih minggu ini dengan kembalinya Zelenskiy," kata Waterer.
Baca Juga: Harga Emas Naik, Investor Mencermati Pertemuan Presiden AS dan Ukraina
Sementara itu, imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun dari level tertinggi lebih dari dua minggu.
Investor juga menantikan simposium tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebagian besar memperkirakan The Fed akan mengumumkan penurunan suku bunga pada bulan September, yang pertama tahun ini, dengan kemungkinan penurunan kedua pada akhir tahun di tengah meningkatnya kesulitan ekonomi AS.