Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga emas menembus level US$ 3.800 per ons troi untuk pertama kalinya pada Senin (29/9/2025), mencapai rekor tertinggi, karena ekspektasi penurunan suku bunga AS lebih lanjut dan kekhawatiran tentang potensi penutupan pemerintah memicu permintaan safe haven di tengah meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
Mengutip Reuters, harga emas spot naik 1,5% menjadi US$ 3.817,16 per ons pada pukul 12.27 GMT, setelah mencapai US$ 3.831,19 di awal sesi.
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 1% menjadi US$ 3.846,90.
Indeks dolar AS turun 0,2%, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Lagi Rp 24.000 Jadi Rp 2.222.000 per Gram Senin (29/9) Sore
"Beberapa orang menggambarkan emas sebagai akumulasi dari semua ketakutan, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, dan cukup jelas bahwa saat ini kita memiliki masalah di kedua sisi," kata analis independen Ross Norman.
Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan para pemimpin Demokrat dan Republik di Kongres pada Senin malam untuk membahas perpanjangan pendanaan pemerintah. Tanpa kesepakatan, penutupan pemerintahan akan dimulai pada Rabu.
Sementara itu, Rusia meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Kyiv dan wilayah lain di Ukraina pada Minggu pagi.
Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS pada hari Jumat sesuai dengan ekspektasi, memperkuat spekulasi akan pemangkasan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut pada pertemuan bulan Oktober dan Desember.
Baca Juga: Harga Emas Kembali Cetak Rekor Baru US$ 3.798 Senin (29/9), di Picu Pelamahan Dolar
"Dengan The Fed yang akan memangkas suku bunga lebih lanjut selama enam bulan ke depan, saya pikir akan ada potensi kenaikan lebih lanjut untuk logam kuning ini, dengan target level $3.900/oz," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Emas, aset safe haven yang cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah, telah naik 45% tahun ini, didukung oleh pembelian yang kuat dari bank sentral, peningkatan ETF emas, melemahnya dolar, dan permintaan investor ritel.
Banyak perusahaan pialang yang optimistis dengan reli ini.
Di antara perusahaan tambang emas, Newmont Corp mengatakan pada hari Senin bahwa CEO Tom Palmer akan mengundurkan diri akhir tahun ini, tak lama setelah pesaingnya Barrick Gold Corp mengumumkan pengunduran diri mendadak CEO-nya, Mark Bristow.