Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak bervariasi di awal perdagangan zona Asia pada hari ini karena dukungan dari pengurangan produksi Amerika Serikat (AS) yang disebabkan oleh Badai Ian bersaing dengan stok minyak mentah dan penguatan dolar AS.
Rabu (28/9) pukul 07.45 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2022 turun 4 sen, atau 0,1% ke US$ 86,23 per barel.
Berbeda, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2022 naik 22 sen ke US$ 78,03 per barel.
Produsen mulai mengembalikan pekerja ke anjungan minyak lepas pantai setelah menghentikan produksi menjelang Badai Ian, yang memasuki Teluk Meksiko AS pada hari Selasa dan diperkirakan akan menjadi badai Kategori 4 yang berbahaya di atas perairan hangat Teluk.
Menurut regulator lepas pantai Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan (BSEE), sekitar 190.000 barel per hari produksi minyak, atau 11% dari total Teluk Meksiko ditutup.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Naik 2%, Pengurangan Produksi dari Teluk Meksiko jadi Pendorong
Produsen kehilangan 184 juta kaki kubik gas alam, atau hampir 9% dari produksi harian. Personil dievakuasi dari 14 platform produksi dan rig, kata BSEE.
Badai Ian adalah badai pertama tahun ini yang mengganggu produksi minyak dan gas di Teluk Meksiko AS, yang menghasilkan sekitar 15% minyak mentah negara itu dan 5% gas alam kering.
Namun, sentimen positif itu mendapat hadangan dari penguatan dolar AS. Minyak diperdagangkan dengan the greenback. Dolar AS, yang biasanya diperdagangkan terbalik dengan minyak, tetap mendekati level tertinggi 20 tahun.
Perkiraan minyak AS dalam penyimpanan juga mengirim pesan beragam tentang harga minyak.
Berdasarkan data American Petroleum Institute (API), minyak mentah AS dalam penyimpanan naik sekitar 4,2 juta barel untuk pekan yang berakhir 23 September. Sedangkan, persediaan bensin turun sekitar 1 juta barel.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik US$2 dari Level Terendah Sejak Januari
Stok sulingan naik sekitar 438.000 barel, menurut sumber API, yang berbicara dengan syarat anonim.