Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi global yang diproyeksi melemah sepertinya membuat sejumlah negara mulai mengatur strategi, tak terkecuali bagi negara ekpostir minyak mentah yang memangkas jumlah produksinya.
"Orang-orang perlahan-lahan mulai gelisah tentang ekonomi global," kata Presiden Strategic Energy and Economic Research di Winchester, Massachusetts, Michael Lynch seperti yang dikutip dari Bloomberg.com (6/2). Menurutnya pelaku pasar khawatir bahwa harga minyak akan lebih lemah daripada tahun lalu.
Data Bloomberg.com, Rabu (6/2) pukul 18.30 WIB harga minyak global terpantau telah rally sekitar 20% tahun ini. Karena OPEC, Rusia dan negara eksportir lainnya memangkas volume yang tercatat paling banyak dalam dua tahun kebelakang. Ini membuat, kekhawatiran tentang ekonomi global dan permintaan minyak masih menghantui.
"Rusia sepenuhnya mematuhi kewajiban" kata Menteri Energi Rusia Alexander Novak. Secara bertahap Rusia akan memangkas produksi pada Mei mendatang. Tetapi ini lebih molor dari rencanan sebelumnya di kuartal I tahun ini.
American Petroleum Institute merilis data pada Selasa (5/2) yang mana menyatakan persediaan minyak mentah AS tumbuh 2,51 juta barel pada pekan lalu. Sementara data analis Bloomberg pada Rabu (6/2) memperkirakan kenaikan lebih kecil yakni 1,85 juta barel.
Hari ini Minyak global West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret ditutup pada $ 53,66 per barel di New York Mercantile Exchange, turun 90 sen. Sedangkan, harga minyak global di ICE Futures Europe Exchange London untuk kontrak pengiriman April turun 53 sen menjadi $ 61,98 per barel.