Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Harga minyak ditutup melemah pada Kamis (20/11/2025) seiring pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong Ukraina untuk menerima perjanjian damai dengan Rusia guna mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.
Kamis (20/11/2025), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2026 ditutup melemah 13 sen atau 0,2% menjadi US$ 63,38 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2025 ditutup turun 30 sen atau 0,5% ke US$ 59,14 per barel.
Kedua harga acuan minyak mentah tersebut naik pada awal sesi perdagangan tersebut karena penarikan pasokan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan, yang dilaporkan pada hari Rabu oleh Badan Informasi Energi AS.
Baca Juga: Abu Dhabi Cari Mitra untuk Garap Proyek Infrastruktur Senilai US$ 54 Miliar
Di sisi lain, proposal perdamaian AS-Rusia mencakup konsesi wilayah Ukraina kepada Rusia dan pengurangan angkatan bersenjata Ukraina, yang keduanya sebelumnya ditolak oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Pada hari Kamis, Zelenskiy mengatakan ia akan meninjau proposal tersebut dan berunding dengan Amerika Serikat mengenai rencana perdamaian tersebut.
"Banyak orang mengira proposal baru ini akan gagal di tangan Zelenskiy, tetapi ia tidak langsung menolaknya," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
"Sekarang pertanyaan yang bernilai miliaran dolar adalah apakah sanksi akan berlaku besok? Jika sudah dekat, sanksi tersebut mungkin akan dicabut atau ditunda."
Sanksi AS terhadap perdagangan dengan perusahaan minyak Rusia Rosneft dan Lukoil mulai berlaku pada hari Jumat (21/11/2025). Sementara, Lukoil memiliki waktu hingga 13 Desember untuk menjual portofolio internasionalnya yang luas.
Penarikan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan mencerminkan peningkatan penyulingan sebagai respons terhadap margin yang kuat dan permintaan ekspor minyak mentah AS.
Baca Juga: Kinerja Nvidia Solid, Tapi Kekhawatiran Gelembung Teknologi Belum Padam
Persediaan minyak mentah turun 3,4 juta barel menjadi 424,2 juta barel pada pekan yang berakhir 14 November, menurut Badan Informasi Energi (EIA), dibandingkan dengan penurunan sebesar 603.000 barel yang diproyeksikan oleh para analis dalam jajak pendapat Reuters.
Meskipun demikian, para analis juga mencatat bahwa stok bensin dan sulingan AS meningkat untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan, menunjukkan perlambatan konsumsi.













